Suho dan Heechul kini berada di luar ruangan bersalin, sementara Irene sedang bersama Fany tengah melakukan pemeriksaan awal oleh dokter dan bidan untuk melaksanakan prosedur persalinan.
Suho beberapa kali terlihat bolak-balik di depan ruang bersalin, dahi nya berkeringat dan ia juga menggigit gigit kuku jari nya karena gugup. Heechul yang duduk di depan putera nya itu hanya bisa berdoa agar Irene bisa melahirkan dengan selamat tanpa gangguan apapun.
Fany keluar dari dalam ruang bersalin, terlihat wajah panik nya sudah mulai tenang saat ini, "Gimana Mah?" tanya Suho pada Fany, ada dokter juga yang keluar bersama Fany saat itu.
Fany menghela nafasnya, "Masih belum waktu nya melahirkan, pembukaan nya baru sampai lima. Paling tidak harus tunggu 3 jam lagi" jelas dokter yang mewakili Fany.
Suho mendesah pelan, "ya ampun.. tapi, isteri saya baik-baik saja kan dokter?"
"Ya, Bu Irene baik baik saja. Jadi tidak perlu panik, tenang saja ya Pak" beritahu dokter dengan lembut dan tenang.
"ah, syukurlah. Saya boleh masuk ke dalam dok?"
"Tentu, ada baiknya ajak Bu Irene untuk berjalan kecil agar ada dorongan bayi" saran dokter sebelum akhirnya pamit dan meninggalkan keluarga Irene disana.
Suho memasuki ruang bersalin, dan menemukan Irene sedang terduduk diatas tempat tidur. Suho tersenyum lemah saat menyaksikan betapa pucat nya wajah Irene saat ini.
"Ho.." panggil Irene dengan cemberut, Suho cepat cepat menghampiri isteri nya sambil tersenyum lebar-lebar.
"Sakit ya?" tanya Suho perhatian, Suho juga mengambil selembar tisu dan menyeka keringat di dahi Irene, Irene mengangguk kecil.
"heem... mules Ho, bayi nya gak mau keluar ya?"
Suho memeluk Irene dengan lembut tidak begitu erat namun membuat Irene sangat tenang, "iya, katanya belum mau keluar sekarang. Kamu nya harus jalan-jalan dulu biar ada dorongan... sini, aku bantu.."
Irene menuruti keinginan Suho dan mencoba untuk turun dari ranjang atas bantuan suami nya. Perlahan-lahan Irene berdiri dengan hati-hati, kemudian Suho menuntun nya untuk berjalan selangkah demi selangkah.
"kamu pasti buru-buru kesini ya? Kebut-kebutan dijalan?!" tanya Irene dengan raut marah.
Suho nyengir, "Hehe... engga kok, kebetulan di gerbang tol ga macet. Jadi bisa cepet.." jawab Suho menyembunyikan kebohongan nya.
"ya, habisnya aku panik Rene.. Mama sama Papa telpon katanya kamu kontraksi... aku juga puter balik di jalan tol... lagian kan alhamdulillah aku selamat" tambah Suho dengan tegas, Irene meringis karena merasa perut nya kembali mules, tapi dia tersenyum kecil dengan sikap Suho.
Suho yang pengertian dan dewasa, padahal usia Irene 1 bulan lebih tua dibandingkan suami nya, tapi ternyata Suho sangat bisa diandalkan dan bertanggung jawab. Padahal siapa yang sangka kalau bapaknya Suho ini adalah Heechul.
Sementara itu, Jennie kini berbaring mengenakan baju pasien atas permintaan dokter Bakkeu yang bertanggungjawab atas dokter kandungan nya sejak beberapa bulan yang lalu. Sehun yang ga bisa diem sejak tadi menatap Jennie dengan sorot mata ultraman, ga kedip dan ga santuy. Jennie yang berbaring di ranjang beberapa kali menghindari tatapan suami nya itu.
Dokter Baek kemudian melakukan prosedur pemeriksaan dan tersenyum tipis, "Gimana dok?" tanya Jennie sambil duduk diatas ranjang.
Sehun pun ikut mendekat kearah dokter Baek dengan tampang tak sabaran.
"Bayi nya baik-baik aja kok... sehat," jawab dokter Baek dengan santai.
Jennie menyebikan bibirnya kearah Sehun yang kebetulan melirik kearah nya, "TUHKAN APA GUE BILANG?! Ga usah parno deh lo jadi bapak!" omel Jennie di depan dokter Baek, tentu nya semangat dong kalo udah omelin Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Garis Keras (JenHun) COMPLETE
Fanfiction"Hun, kalo misalnya. Kak Irene sama Mas Suho terus bahagia dan hidup saling setia gimana?" Suasana menjadi serius, Sehun menghela nafasnya dan membalik tubuhnya ke hadapan Jennie. Jennie sepertinya sering berpikiran berat saat Irene dan Suho menikah...