Lima anak laki-laki berseragam putih abu tampak berkumpul di sebuah tempat rental game yang letaknya tidak jauh dari sekolah sambil menikmati minuman dan tentu saja beberapa diantaranya ada yang sibuk dengan gadgetnya.
Hujan deras yang mengguyur diluar sama sekali tidak membuat ke lima pemuda itu terganggu, malah obrolan semakin asik menjelang sore.
"eh, nyokap gue nyuruh balik nih.. suruh beli kecap juga lagi!.." salah satu diantaranya membuka percakapan lain, membuat keempat pemuda lain tampak kecewa.
"elaah. Ini anak mami satu. Ntar dulu, si Kai belum balik... bilang aja ke nyokap lu, disini ujannya deres.." beritahu kawan nya yang bertubuh jangkung dengan tampak agak playboy.
"iya, diem dulu kek. Lumayan kan, kalo Si Kai ga jadi putusin ceweknya, kita masing masing menang taruhan itu."
"eh katanya, pacar taruhan si Kai itu temennya si Sehun ya?"
"ah masa sih? Hahaha.. kalo beneran itu cewe temennya Sehun, makin aja dia ga berani putusin."
"Pacarnya Sehun kali.. Sehun kemarin jemput soalnya.."
"mana ada Kai mau berbagi. Diantara kita Cuma dia doang yang paling over ke ceweknya.. dia nge treat cewek nya kek bidadari cuy.. giliran kalo udah bosen, udah pasti di hempas macem syahrini.. hempas manjaa..."
Tawa lepas muncul di tempat rental game itu tercipta, tentu karena topik mengenai taruhan Kai dengan kawan-kawannya, tentang Jennie yang hanya menjadi bahan taruhan iseng teman satu geng Kai.
Kai datang dengan gontai, pakaiannya basah kuyup, tas ransel yang tersampir di pundak nya pun tampak meneteskan air hujan keatas lantai. Kai disambut dengan tepuk tangan kawannya yang sudah tak sabar mendapatkan uang taruhan. Jumlahnya tak sedikit untuk ukuran anak SMA, cukup untuk membeli ponsel canggih keluaran terbaru saat itu.
"wuidih... tampaknya ada wajah wajah kekalahan nih" Ceye, ya cowok jangkung semangat itu adalah Ceye, ketua geng yang narsis abis dan tak jauh beda sifatnya seperti Kai. Ceye tampak tak sabar untuk menerima kekalahan Kai dan mendapatkan apa yang seharusnya ia dapatkan dari hasil taruhan.
"kemana aja lu? Emak gue udah nyuruh balik aja nih.. buruan, lo jadi gak mutusin cewe itu?!"
"iya nih diem aja. duduk duduk... nih bersiin dulu muka lu pake tisu"
Kai duduk di kursi yang telah disediakan, lalu mengeluarkan HP nya dan memutar rekaman video amatir yang tak jelas.
Video itu hanya menampilkan sebagian wajah Jennie yang sedih saat Kai memutuskan hubungan mereka. Ekspresi kecewa muncul di wajah kelima teman teman Kai karena kalah taruhan.
"anjirr... diputusin juga.. emang bener bener lo.." puji Ceye sambil mengacungkan jempol. Cowok itu kemudian mengeluarkan lima lembar uang seratus ribuan, begitupun teman teman Kai yang lain, sehingga uang terkumpul cukup banyak. Namun, tak ada sepatah katapun muncul dari bibir Kai, cowok itu tertunduk seperti sangat menyesali sesuatu.
"nih bro.. duitnya. 3 juta kan?"
Kai mengangguk, "thanks..."
"yaudah, kita mau balik aja nih. Gue bawa mobil, lo mau nebeng ga? Gue anterin sampe rumah"
"Ye..." panggil Kai lemah.
"kenapa?"
Kai mengembalikan uang itu pada Ceye, membuat cowok itu menaikan sebelah alisnya bingung.
"Gue.. ga butuh duit ini.. Gue juga..."
Ceye tersenyum kecut, "jangan bilang lo beneran suka sama cewe itu?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Garis Keras (JenHun) COMPLETE
Fanfic"Hun, kalo misalnya. Kak Irene sama Mas Suho terus bahagia dan hidup saling setia gimana?" Suasana menjadi serius, Sehun menghela nafasnya dan membalik tubuhnya ke hadapan Jennie. Jennie sepertinya sering berpikiran berat saat Irene dan Suho menikah...