Chapter 4: Gomen

3.6K 563 146
                                    

Osaka, Jepang.

Sore itu entah bagaimana caranya, suhu udara turun dengan drastis. Gadis itu baru bangun sekitar setengah jam yang lalu. Namun, daya tarik dari kasur seakan enggan untuk membuatnya lekas bangun. Dengan cuaca yang mendukung maka ia kembali terpejam. Membiarkan harinya terlewati begitu saja dengan ia yang masih setia berbaring di atas kasur.

Ia hanya ingin kembali tidur.

Namun, semesta seakan bertolak belakang dengan keinginannya sekarang. Pasalnya benda pipih canggih yang itu justru berdering mengalunkan musik yang sudah sangat ia kenali—sengaja ia pasang sebagai dering panggilan masuk.

Dengan mata yang masih setengah menutup, ia mendengus lalu mengambil ponsel miliknya. "Halo,"

"..."

"Gue baru bangun."

"..."

"Nanti malem aja gimana?"

"..."

"Hm, iya iya. Yaudah, bye." Lantas ia mematikan sambungan telepon secara sepihak setelah mengucapkan selamat tinggal. Dasar ganggu aja.

Berat rasanya tubuhnya untuk bangun dari tempat tidur. Kedua matanya bahkan ingin menutup lagi. Tapi, mau tidak mau dia harus keluar rumah sekarang.

Ayolah, Sakura, janji adalah janji.

Setelah mengumpulkan niat untuk bangun, akhirnya gadis itu bangkit dari tempat tidur. Setidaknya dia harus bersih-bersih tubuh dulu sebelum pergi ke luar.

Beberapa saat setelahnya, ia sudah rapih dengan mantel coklat yang ia kenakan. Lengkap dengan celana panjang serta sepatu boots yang ia gunakan. Style akhir musim gugur untuk menyambut musim dingin. Ia mematut dirinya di cermin untuk memperhatikan penampilannya sesaat. Setelah dirasa sudah cukup, lantas ia segera meraih tas miliknya dan keluar dari apartemennya.

Gadis itu berjalan menyusuri jalanan sekitar apartemennya sampai berbelok ke downtown. Langkah kakinya terkesan santai namun pasti. Ia terus melangkah sampai menemukan salah satu kedai es krim yang sudah sangat familiar olehnya.

Dengan gerakan cepat, gadis itu sudah lebih dulu membuka pintu kedai yang sudah dipasang gantungan natal berbentuk lingkaran disertai dengan pita berwarna merah. Suara lonceng di atas pintu seakan menyambut kedatangannya di kedai itu. Pandangannya seketika langsung disambut oleh pohon natal berukuran sedang yang sengaja ditaruh di sudut kedai. Ah, Christmas is coming.

Ia tersenyum sebentar sebelum kembali berjalan menuju salah satu meja di pojok kedai. Tasnya ia taruh di atas meja seraya matanya menatap ke sekitar, mencari sosok yang tadi berhasil membangunkannya.

"Ra.."

Sakura yang merasa dipanggil otomatis segera menoleh. Gadis yang masih mengenakan apron itu tersenyum lebar ke arahnya. Sementara Sakura justru menekuk wajahnya. "Tau gak. Gara-gara lo nih gue jam segini udah repot disini."

Nana Owada terkekeh ke sahabatnya, Sakura. "Yailah, gitu doang bete. Lagian ini tuh udah sore tau." Ucapnya lalu ikut duduk berhadapan dengan Sakura.

"Jadi, udah sampe mana tugasnya?" tanyanya to the point. Sebenarnya Sakura dan Nana ini teman kuliah, tapi di samping studinya, Nana juga bekerja secara part time di kedai ini.

Sakura membuka ranselnya. "Wait,.." Ia mengeluarkan MacBook miliknya. Jemarinya dengan cepat segera menyalakan benda itu, "Tinggal sedikit lagi sih nih." Katanya seraya meneliti tugas kuliah mereka.

"Bagus deh. Yaudah gue ganti baju dulu deh, abis itu kita kerjain ya."

Sakura mengangguk. "Iya, cepet sana."

Arunica [hajeongwoo] || TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang