Chapter 17: He's Back

2.9K 520 145
                                    

Haruto melempar bola tersebut ke dalam ring basket. Sudah lama rasanya ia tidak main basket sejak lulus SMA. Setiap kali ia melempar bola ke dalam ring basket, sekaligus ia melafalkan ucapan di dalam hati atas hal-hal yang menjadi beban pikirannya belakangan ini. Dengan begitu setiap kali bola itu terlempar dan masuk ke dalam ring, ia harap beban pikiran yang bersarang di benaknya ikut hilang.

Jihoon duduk di tangga depan rumah sambil memperhatikan Haruto yang sejak tadi tidak henti-hentinya melempar bola basket itu. Tadi ia ikut join main basket dengan Haruto di halaman rumahnya, tapi kemudian ia memilih untuk istirahat sebentar.

"Mas Ji, ini minumnya." Jihoon langsung menerima dua gelas minuman itu lalu tersenyum sambil mengucapkan terima kasih pada asisten rumah tangganya.

Dari jarak beberapa meter, Haruto memicing menatap ring basket milik Jihoon. Dengan sekali gerakan ia melempar bola tersebut dan beruntungnya masuk. Bersamaan dengan suara tepukan tangan dari seorang Park Jihoon.

"Keren lu!" Puji Jihoon membuat Haruto tersenyum bangga.

"Emang paling bener dulu lo milih basket kayak gue. Untung lo gak nge-OSIS kayak si Junkyu," Ucap Jihoon. See? Junkyu lagi yang kena, meski orang itu tidak ada disini sekalipun.

Haruto mendekap bola basketnya Jihoon. Ia terkekeh menanggapi ucapan Jihoon. "Sini minum!" Mendengar perkataan Jihoon membuat Haruto bergegas menghampiri lelaki itu.

"Thanks, Ji." Haruto menerima gelas yang diberikan Jihoon. Lantas ia segera meneguknya sampai setengah.

Selama Haruto minum, diam-diam Jihoon memperhatikannya. "Kenapa lagi, To?" tanya Jihoon. Ia bertanya karena yang ia tahu Haruto bukan tipe orang yang suka main ke rumah temannya—kecuali rumah Jeongwoo.

Catat ya! Sudah bertahun-tahun mereka berteman, tapi dari dulu Haruto memang jarang sekali main ke rumah Jihoon maupun yang lainnya kalau tidak dipaksa untuk ikut ngumpul dengan gengnya.

Tadi pagi dengan posisi masih tidur, Jihoon mendapat telepon dari Haruto. Laki-laki itu bilang kalau dia ingin main ke rumah Jihoon. Tumben sekali menurut Jihoon, apalagi rumah Jihoon cukup jauh dari apartemen Haruto. Entah atas dasar apa yang membuat Haruto mendadak ingin main ke rumah Jihoon, tapi menurut Jihoon ini bukan seperti Haruto pada biasanya dan juga lelaki itu seperti sedang galau. Maka dari itu Jihoon rasa ada sesuatu yang terjadi pada Haruto.

Haruto menoleh ke Jihoon sambil mengerutkan dahinya. "Hah?"

Jihoon menepuk pundak Haruto sambil tertawa. "Gak usah sok bego napa. Gue tau lu gak pinter kayak gue, tapi kalo ada masalah cerita aja kali. Gue gak bakal ember juga." ucap Jihoon dengan tengilnya.

Pengen gue ulek ini anak satu

"Ada yang lagi lu pikirin?" Ia menatap Haruto dengan tatapan khawatir sekaligus kepo. "Jeongwoo?" Tebak Jihoon yang sebenarnya seratus persen akurat. Ini Jihoon debut jadi cenayang atau bagaimana sih?

Mendengar nama Jeongwoo disebut membuat Haruto terdiam. Ia menatap ke bola basket yang berada di kakinya. Sementara Jihoon menghela nafas ketika menyadari Haruto hanya lebih memilih diam.

"Gue bener ya? Kenapa lagi? Gue sebenernya pusing sama lo berdua. Kayak gak ada abis abisnya gitu."

Haruto melirik ke Jihoon. "Maksud?"

Jihoon menggeser duduknya, lantas ia bersandar pada pilar rumahnya. Lelaki itu menatap lurus ke Haruto yang tengah menatap ke arahnya dengan tatapan bingung.

"Gue gak tau sih ini cuma perasaan gue doang apa gimana. Dari waktu sekolah yang gue liat lo berdua kalo dibilang cuma temen ya nggak juga, tapi kalo dibilang have a relationship ya nggak juga. Gantung. Lu ngerti gak?"

Arunica [hajeongwoo] || TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang