Seusai mendengar rentetan kalimat dari Jihoon, Haruto membuka aplikasi chat nya. Jemarinya bergerak disana sampai ia menemukan archived chats di paling bawah. Ia menatap kontak Jeongwoo yang pesan-pesannya belum ia baca sama sekali sejak dua hari lalu.
Dengan segera ia membuka room chat mereka. Isinya ternyata permintaan maaf dan penjelasan dari Jeongwoo, tapi hal yang membuat Haruto kecewa adalah Jeongwoo benar lupa kalau ia janji bertemu dengan Haruto di cafe itu. Namun, sebenarnya dia juga lupa kalau sudah membuat janji lebih dulu dengan Jaehyuk untuk menjenguk Doyoung di hari yang sama dan jam yang sama.
Berasa diphpin gua sama lu
Haruto mengetikkan pesan balasan disana, namun sedetik kemudian ia hapus kembali. Ia menatap jam di handphone. Tanpa ragu Haruto mengunci layar handphonenya, mengambil kunci motornya, lalu pergi lagi keluar apartemen. Padahal beberapa saat yang lalu ia baru pulang dari rumah Jihoon.
Haruto memberhentikan motor besarnya tepat di depan rumah Jeongwoo. Meskipun ia masih sedikit kecewa dengan temannya itu, tapi ia rasa kalau ia juga harus minta maaf karena memilih untuk mengabaikan semua pesan dan panggilan telepon dari Jeongwoo. Itu alasannya kenapa ia sekarang ke rumah Jeongwoo.
Haruto memencet bel rumah Jeongwoo yang kemudian memunculkan sosok wanita paruh baya yang sudah lama sekali tidak ia temui. "Haruto? Eh, Haruto balik kesini lagi main atau?" tanya Irene.
"Tinggal disini lagi, Tan." Balas Haruto canggung pada Ibunya Jeongwoo.
Irene menggeleng. "Kok manggilnya 'Tan' lagi sih? Panggil Mama aja. Lupa ya?" Ujarnya mencairkan suasana.
Haruto tersenyum sambil mengangguk. "Hehehe iya, Ma."
"Nah gitu dong. Oh iya, mau ketemu Jeongwoo ya? Yuk masuk! Nanti Mama panggilin Jeongwoonya."
Haruto mengekor di belakang Irene. Ia duduk di sofa ruang tamu sambil menunggu Jeongwoo turun dari kamarnya. Ia menatap jari-jarinya sendiri. Kenapa rasanya jadi gugup banget ya mau bertemu Jeongwoo?
Suara langkah kaki terdengar di telinga Haruto sampai suara yang sudah tidak asing baginya memenuhi indera pendengarannya. "Kenapa?"
Haruto mendongak menatap ke sumber suara. Ia lihat Jeongwoo jalan mendekat ke arahnya. Laki-laki itu lantas duduk di kursi yang berbeda dengan yang Haruto duduki.
"Kalo lu kesini mau gue minta maaf secara langsung sama lu, iya gue minta maaf. Maaf gue gak dateng waktu itu karna—"
"Nggak. Bukan gitu." Potong Haruto.
Jeongwoo mengernyit menatap ke Haruto dengan bingung. "Terus?"
Haruto menatap Jeongwoo dengan merasa bersalah. "Maaf gue sengaja cuekin chat atau telepon dari lo." Ia lantas menunduk sambil menautkan jari-jarinya sendiri.
Tanpa Haruto sadari kalau sekarang Jeongwoo justru tersenyum. "Iya, gapapa. Yang lo rasain mungkin sama kayak apa yang pernah gue rasain dulu. Gue ngerti kok. Sorry ya?" Balas Jeongwoo yang merasa tidak enak juga pada Haruto.
Haruto balik menatap ke Jeongwoo. Ia berusaha mengingat apa yang Jeongwoo ucap. Dulu? Beberapa detik kemudian ia baru ingat kalau dulu ia pernah janji menjemput Jeongwoo untuk berangkat bersama ke acara ulang tahun Jihoon, tapi nyatanya ia malah sibuk menemani Sakura terlebih dahulu sampai ia lupa harus menjemput Jeongwoo.
![](https://img.wattpad.com/cover/203407127-288-k63318.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arunica [hajeongwoo] || TELAH TERBIT
FanfictionSequel of IPA [hajeongwoo] Bagaimanapun secercah kepingan cerita masa SMA akan selalu terekam jelas dalam ingatan Jeongwoo. Begitupun dengan apa yang Jeongwoo yakini, setiap hal yang terjadi dalam hidup sudah menjadi garisan dari Tuhan. Mungkin Haru...