Chapter 24: What If?

2.5K 438 51
                                    

Haruto mengendarai motor besarnya membelah jalan raya. Gedung-gedung bertingkat yang dilewatinya seolah saling berlomba berlari bersamaan dengan laju motor Haruto yang semakin cepat. Hiruk pikuk kota ini sudah menjadi teman baginya. Suara klakson dari kendaraan terdengar seolah saling bersahutan ketika lampu merah berubah jadi hijau atau bahkan hanya karena ada angkutan umum yang tidak berhenti pada tempatnya sehingga membuat kemacetan.

Beberapa saat berkendara, Haruto membelokkan motornya ke kawasan perumahan elit. Ia membunyikan klaksonnya ketika sudah sampai di depan gerbang rumah Hyunsuk. Satpam yang menjaga langsung membukakan pintu gerbang.

"Den, langsung ke atas aja. Den Hyunsuk udah nunggu," kata Satpam.

Haruto mengangguk. "Iya, Pak." Ia lantas segera naik ke atas, tujuannya adalah kamar Hyunsuk karena seperti biasa rumah Hyunsuk, especially Hyunsuk's room, memang sering dijadikan basecamp untuk mereka berkumpul.

"Sorry, lama." kata Haruto ketika baru saja memunculkan dirinya.

Teman-temannya yang sudah ada di tempat itu otomatis menoleh. "Gapapa, Haruto." Haruto mengangkat alisnya ke Hyunsuk. Tumben dia bener manggil nama gue?

Junkyu menggeser posisi duduknya. "Sini duduk, To!" Lelaki itu segera mempersilahkan Haruto untuk duduk di sebelahnya.

Haruto langsung duduk di sebelah Junkyu. "Lagi ngapain?" tanya Haruto ketika memperhatikan Junkyu sibuk dengan laptop Hyunsuk.

Kedua bola mata Junkyu yang sejak tadi serius menatap ke laptop lantas beralih ke Haruto, "Drakoran. Seru ini ceritanya! Mau nonton juga nggak? Nih, kalo mau ikut nonton." Junkyu menggeser laptop Hyunsuk agar Haruto juga dapat melihat.

Junkyu menonton drama korea dengan menggunakan earphone. Katanya agar lebih bisa konsentrasi, karena sekarang Hyunsuk justru sedang mengedit lagu. Jadi berisik kata Junkyu. Ia mencopot sebelah earphone milik Hyunsuk lalu memberikan ke Haruto, "Nih.."

Haruto justru mendorong pelan tangan Junkyu. "Nggak ah." Tolaknya.

Junkyu akhirnya menarik kembali earphone nya. Ia memasang kembali di telinganya sendiri bersamaan dengan Haruto yang kembali bersuara, "Yang lain mana? Yoshi sama Jihoon?" tanya Haruto.

"Yoshi lagi di bawah bikin minum. Jihoon belum nyampe, nggak tau tuh anak kemana." Sahut Hyunsuk.

Haruto hanya manggut-manggut mendengar jawaban Hyunsuk. Ia bangkit lagi, "Mau kemana?" tanya Junkyu. "Ke Yoshi," Jawab Haruto.

Haruto langsung turun ke lantai bawah. Langkahnya menuju dapur untuk menghampiri Yoshi. "Bikin apa?" tanya Haruto.

Yoshi yang merasa terinterupsi jadi menengok. "Eh? Kapan dateng?"

Haruto berkacak pinggang sambil memperhatikan Yoshi yang sedang sibuk memeras jeruk. "Baru aja." Jawab Haruto. "Bikin es jeruk?"

Yoshi mengangguk menjawa pertanyaan Haruto. "Lo mau?" Tawar Yoshi membuat Haruto mengangguk.

"Jihoon tumben belum dateng."

"Nggak tau tuh anak kemana. Ada keperluan lain dulu mungkin," Yoshi menyiapkan empat gelas. Sebenarnya bisa saja menyuruh asisten rumah tangga di rumah Hyunsuk, tapi mereka memang sudah terbiasa selalu bikin sendiri kalau ingin bikin sesuatu karena kata Hyunsuk anggap saja seperti rumah sendiri.

"Lama banget, Yos? Haus nih," Junkyu dengan tiba-tiba muncul. Ia tidak sabaran menatap Yoshi yang sedang sibuk memeras jeruk. "Lagian repot banget sih lu, Yos. Tinggal beli aja jus jeruk di luar juga bisa."

"Lo aja sana yang jalan! Mau?!" Balas Haruto jengkel. Paling juga gak mau.

Junkyu mendelik ke Haruto, "Yee, bocah semprul! Gue ngomong sama Yoshi bukan sama lo." kata Junkyu.

Arunica [hajeongwoo] || TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang