Chapter 7: Am I?

2.9K 526 78
                                    

Hi. For anyone who hasnt read the previous part. Dont forget to read them, bcs two days ago I updated chapter 6. Happy reading!

---

Jemari Jeongwoo sejak tadi sibuk memencet-mencet tombol di remote televisi. Kenapa ya tontonan hari ini tidak ada yang bagus. Benda tersebut akhirnya berakhir di ujung tempat tidur dengan layar televisi yang mati. Ya, Jeongwoo baru saja mematikan televisi karena menurutnya tidak ada yang menarik acara tayangan hari ini.

Ia menarik nafas kemudian menghembuskannya seraya menyandarkan tubuhnya pada headboard. "Bosen bangeeeet." Keluhnya sambil memejamkan mata.

"Woo, ada temen kamu tuh di luar." Ucap Irene membuat Jeongwoo langsung membuka kembali kedua matanya. Kebetulan Irene baru dari depan habis menyiram tanaman di halaman rumah.

Jeongwoo mengernyit. "Siapa, Ma?"

Belum sempat Irene menjawab pertanyaan anaknya tapi orang yang dimaksud sudah lebih dahulu menyapa. "Hai..." Ia tersenyum lebar.

Jeongwoo otomatis terkejut dengan kehadiran lelaki itu. Sedangkan Irene menatap dengan memberi isyarat pada Jeongwoo untuk membalas sapaan anak lelaki itu.

"Oh iya, mau minum apa....?"

"Doyoung, Tante. Hehe. Nggak usah, Tan. Nggak usah repot repot." Balas Doyoung sambil tersenyum ramah ke Ibunya Jeongwoo.

"Oh... Jadi ini yang namanya Doyoung?" Sahut Irene sambil tersenyum.

Doyoung hanya mengangguk mengiyakan. Tapi, dalam hati dia bingung kenapa Ibunya Jeongwoo bilang begitu. Memangnya Jeongwoo pernah menceritakan dia ke Ibunya?

"Yaudah. Duduk dulu ya, gapapa nanti Tante ambilin minum buat kamu."

Doyoung menggeleng. "Eh nggak usah, Tan. Takut ngerepotin..." Ucap Doyoung tidak enak pada Irene.

Irene terkekeh. Tangannya terulur mengelus puncak kepala teman anaknya, "Gapapa kok, gak ngerepotin. Ngobrol dulu aja sama Jeongwoo. Tante tinggal sebentar ya,"

Doyoung jadi ikut terkekeh. Irene segera berlalu pergi dari kamar anaknya meninggalkan dua anak lelaki yang kini beranjak dewasa itu untuk bercengkrama satu sama lain.

Jeongwoo yang masih pada posisi duduknya sejak tadi hanya menatap ke arah Doyoung yang masih menatap ke arah Ibunya Jeongwoo yang sudah pergi berlalu.

"Ngapain liatin nyokap gue? Naksir lo?" Ucap Jeongwoo asal. Otomatis Doyoung segera menoleh ke Jeongwoo dengan senyum yang masih terpasang di wajahnya.

"Haha, ya enggak lah. Ngaco aja lu!" Sahut Doyoung sambil melempar bantal yang dapat ia jangkau ke arah Jeongwoo.

Jeongwoo meringis namun ia tertawa menanggapi reaksi Doyoung. "Kirain lo naksir sama nyokap gue.." Doyoung tertawa mendengar ucapan ngasal dari Jeongwoo. Ya mending anaknya gak sih?, Doyoung menggeleng.

"Lo ngapain ke rumah gue?" Tanya Jeongwoo sambil bangkit dari tempat tidur kemudian memilih duduk di karpet. Sebenarnya dia lupa kalau Doyoung memang pernah bilang ingin main ke rumah Jeongwoo.

"Dasar pelupa. 'Kan gue bilang mau main..." Sahut Doyoung malas. Bagaimana tidak lupa, pikiran Jeongwoo belakangan selalu dihantui dengan Yoon Jaehyuk. Entah, yang jelas Jeongwoo selalu berpikir bagaimana caranya agar hidupnya kembali tentram tanpa lelaki itu.

"Eh iya tadi gue ketemu orang di depan. Terus dia nanya ke gue.."

Jeongwoo langsung merubah raut wajahnya dengan serius. Ia mengernyit, "Hah.. Siapa? Nanya apaan?" Tanyanya penasaran.

Arunica [hajeongwoo] || TELAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang