Chapter 13

9.6K 809 28
                                    

Pagi ini gadis gendut dengan rambut dikuncir kuda itu tengah menyiapkan air hangat untuk memandikan suaminya. Ralat bukan memandikan, tapi hanya sebatas mengelap seluruh tubuhnya saja. Semalam Rima terbangun karena Damar mengigau. Ia mengecek suhu tubuh Damar yang menghangat sampai membuat suaminya itu menggigil kedinginan. Sepertinya efek dari nyeri kaki kanannya.

"Sudah siap. Kamu nggak usah mandi, aku usap badan kamu pakai handuk basah aja. Takut nanti suhu badan kamu malah tinggi," cerocos Rima kepada Damar yang masih memainkan ponselnya.

"Damar! Kamu dengar aku apa nggak sih?" Kesal Rima, membuat Damar mendongak menatapnya.

Tanpa aba-aba Damar melepas kaos hitamnya di hadapan Rima. Sontak gadis itu membalikkan tubuhnya. Ia belum siap melihat perut kotak-kotak Damar untuk yang kedua kalinya. Aneh. Padahal ia sendiri yang akan memandikan suaminya. Lantas kenapa ia harus menghindar dari tubuh atas Damar yang sudah telanjang. Siap tidak siap pun Rima harus memandikannya.

Dengan gerakan pelan, gadis gendut itu membalikkan tubuhnya. Berkali-kali mulutnya menghembuskan napas gusar. 'Semoga hatinya bisa tenang saat nanti berada di hadapan Damar,' rapalnya dalam hati. Ia melihat lelaki itu dengan gugup. Berjalan mendekat, Rima berniat membantu Damar berjalan menuju kamar mandi.

"Sini aku bantu. Pegangan yang kuat!" Titah gadis gendut itu saat mereka sudah berdiri.

Damar meletakkan tangannya di bahu Rima. Tubuh Rima yang lebih pendek darinya membuat Damar sedikit menundukkan tubuh tegapnya. Ia menahan napas ketika aroma shampo dari rambut Rima menguar di indera penciumannya. Aroma strawberry bercampur vanilla yang sangat harum dan menenangkan. Damar sedikit memejamkan mata.

"Ayo jalan. Tunggu apa lagi?" Gertak istri gembulnya. Damar membuka mata, menuruti perintah Rima yang membantunya berjalan.

Rima sedikit kesusahan memapah Damar. Ia harus mengakui jika tubuh Damar lebih berat dibandingnya. Napasnya mulai tersengal. Peluh pun membasahi dahi lebarnya. Belum lagi bahunya yang terasa kram karena menjadi tumpuan tangan Damar. Ia tidak ingin menyerah, sedikit lagi mereka sampai di kamar mandi. Setelah melewati dua langkah terakhir yang melelahkan, Rima menyuruh Damar untuk duduk di sebelah wastafel.

Setelah itu, ia merenggangkan ototnya yang terasa sakit. Tidak lupa juga menggerakkan leher dan bahunya. Damar yang melihat Rima kecapekan karena memapahnya pun merasa iba. Ia bisa melihat bagaimana peluh Rima yang bercucuran di dahi sampai menetes ke lantai kamar mandi.

Keduanya diam, tidak ada yang memulai pembicaraan terlebih dahulu. Rima memutuskan untuk menyiapkan sabun dan handuk kecil, juga air hangat yang sudah ia isi di dalam bak mandi. Gadis gendut itu menghampiri Damar dengan sebelah tangan yang masih mengelap peluh. Meski begitu, Rima sama sekali tidak menggerutu atau pun mengeluh di hadapan suaminya.

Ia membasahi handuk kecil dengan air hangat, mengusapkannya perlahan pada tubuh Damar. Dimulai dari punggung dan bahu suaminya. Rima sedikit menjinjit karena posisi Damar yang lebih tinggi darinya.

Setelah seluruh tubuh atas Damar basah, Rima memberikan sedikit sabun ke handuk basah tersebut hingga membuatnya berbusa. Lalu dengan telaten gadis gendut itu kembali mengusap tubuh Damar. Berusaha memfokuskan pandangannya hanya ke tubuh suaminya. Bukan ke wajah ataupun mata Damar yang tengah memerhatikannya.

Rima pura-pura tidak tahu saat Damar menatapnya dengan intens. Dirinya mendadak gugup setengah mati, apalagi ketika ia menyapukan handuk itu di bagian perut Damar yang sudah terbentuk sempurna bak roti bantal dengan enam rasa yang berbeda. Rima berusaha mengenyahkan pikiran kotornya.

Damar yang mengetahui kegugupan Rima malah berniat untuk menjahilinya. Sebelah tangannya ia kalungkan di leher Rima. Sedangkan yang sebelah lagi, ia gunakan untuk menahan pergerakan tangan Rima yang masih sibuk mengusap lembut tubuhnya. Ia menatap gadis gendut itu dalam-dalam. Keduanya masih terdiam dengan pikiran masing-masing.

My Obesity Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang