Chapter 15

10.6K 783 24
                                    

Hawa dingin menyeruak di antara dua gadis yang berhadapan. Suasana kantin yang ramai dan sesak tidak menghalangi gadis gendut itu untuk tetap menikmati siomay yang ia beli. Pandangannya datar, tidak peduli dengan gadis di depannya yang masih antusias bercerita.

"Rim... Lo dengar gue apa nggak sih," kesal Nana.

Rima hanya menatapnya sekilas, lalu kembali sibuk dengan siomay-nya. Ia malas dengan Nana yang masih berpura-pura tidak tahu, seolah tidak ikut andil dalam permasalahan cinta segitiga Rima, Damar, dan Karina.

"Lo sebenarnya kenapa sih?" Nana membanting sendok dan garpu di atas meja. Kesal dengan perilaku sahabatnya yang berubah.

Rima menatap Nana tajam.

"Kamu yang kenapa?" Tanya gadis itu dengan tenang.

"Maksud lo?" Ujar Nana masih belum paham dengan arah pembicaraan mereka.

"Harus pura-pura nggak tahu gitu, yah." Rima tersenyum sinis. Ia membuang muka ke arah dapur kantin yang tengah dikerumuni banyak siswa.

Nana semakin mengernyitkan dahi. Mengingat-ingat kesalahan apa yang pernah ia perbuat kepada sahabatnya hingga membuatnya begitu marah. Karena seingat Nana, Rima sangat jarang marah kepadanya malah tidak pernah. Gadis gendut itu terlalu jenaka dan humoris untuk dirinya yang terlalu kaku.

"Kamu sebenarnya udah tahu kan, kalau ternyata Damar sama Kak Karina itu saling mencintai?" Tembak Rima tepat pada sasaran. Tatapan mengintimidasinya ia berikan kepada Nana. Sedikit berteriak ia berbicara kepada gadis bertubuh kurus itu, beruntung suasana kantin yang begitu ramai dapat meredam suara mereka berdua.

Nana mematung, kembali mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Rima. Lidahnya benar-benar kelu untuk sekedar memberikan alasan yang bahkan tidak menyelamatkannya dari tatapan maut Rima.

"Rim, gue bisa jelasin." Hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Nana.

"Jelasin apa? Kamu mau jelasin kalau kamu merestui hubungan mereka? Na, kita udah sahabatan bertahun-tahun. Dan kamu masih bohongi aku? Segitu nggak percaya nya kamu sama aku, Na. Tega banget," ucap Rima panjang lebar dengan kilatan amarah yang terlihat dari tatapannya.

"Rim... Gue nggak ngasih tahu lo karena ada alasannya. Kak Karina baru saja selesai operasi. Gue nggak mau dia drop lagi kalau tahu Kak Damar udah nikah. Please lah, ngertiin posisi gue. Gue bingung banget, waktu gue tahu kalau Kak Damar itu adalah laki-laki yang selama ini kakak gue ceritain. Gue benar-benar nggak tahu harus ngapain. Please, maafin gue," sesal Nana dengan menggenggam tangan Rima. Ia sudah tidak tahu bagaimana meyakinkan sahabat satu-satunya agar percaya kepadanya.

"Udahlah Na. Kamu dan Damar sama aja ternyata." Rima menghempaskan tangan Nana. Ia beranjak dari duduknya. Berjalan sekitar lima langkah, lalu menghentikannya seraya berkata,

"Besok waktu Kak Karina check out, aku sama Damar akan jelasin semua ke dia. Biar dia tahu kalau Damar udah jadi milik aku," desis Rima tajam. Jiwa egoisnya mulai terlihat, bahkan kini Rima sudah seperti pelakor yang siap merebut lelaki orang. Ia tidak peduli dengan keadaan Karina yang masih sakit. Karena yang ada di pikirannya saat ini hanyalah 'bagaimana cara ia memiliki Damar seutuhnya.'

###

Hari Jumat membuat beberapa mahasiswa pulang lebih awal jika kedapatan kelas pagi, termasuk Rima. Ia merapikan laptop dan alat tulisnya yang lain setelah menyelesaikan dua mata kuliah sekaligus. Gadis itu tersenyum sinis kepada Nana yang masih berusaha meminta maaf dan memohon agar ia tidak menjelaskan yang sebenarnya kepada Karina.

"Berisik." Rima berbicara tajam dan sangat menusuk, membuat gadis yang sedari tadi berbicara itu terdiam.

Nana sedikit memundurkan tubuhnya, memberikan ruang untuk Rima berjalan. Bahunya meluruh, tidak menyangka jika Rima akan semarah ini padanya. Gadis gendut itu berjalan tergesa menuju mobil merah milik Mama. Ia sudah mengirim pesan ke Pak Hari untuk menjemputnya. Dari gerbang, mobil berwarna merah itu nampak berkilat diterpa sinar matahari. Rima melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.

My Obesity Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang