Chapter 24 {Perangkap}

641 32 1
                                    

"Sorry lama"

Ajeng yang baru saja datang langsung duduk di hadapan Dewi dan Sindy.

"Kenapa sih? Ada problem lagi?" Tanya Ajeng pada Dewi dan Sindy.

Dewi dan Sindy pun menghela nafas kasar "Mereka semua baikan, dan rencana kita. Gagal total" Jawab Dewi dengan nada yang ditekankan.

Ajeng yang sedang minum pun hampir tersedak setelah mendengar jawaban Dewi.

"Apa? Serius lo?!"

"Ngapain sih kita bohong, Sin?" Sambung Sindy.

"Wait wait.. Kok bisa? Gimana, gimana cerita nya?!"

Dewi menggaruk kepala nya yang tak gatal "Ck! Ah, tau ah! Intinya mereka baikan dan kita dicampakkan!"

"Wah, sialan!"

"Mending lo berdua cerita deh, gimana bisa. Si Azkia sama Darra itu baikan sama dua cogan lo berdua?"

"Kesel gue tuh, Jeng! Padahal rencana gue tinggal sedikit lagi berhasil! Darra sama Kamal udah putus! Ehh tiba-tiba si Darra pake segala ketabrak mobil. Si Kamal nyesel lagi, sampe nangis-nangis gitu. Kabar terakhir yang gua tau si Darra kritis tapi gak tau deh sekarang udah sembuh atau malah mati. Cuma gua harap si dia mati, biar gak ada penghalang lagi antara gue sama Kamal"

"Darra ketabrak mobil? Bagus sih"

"Bagus kalo dia sekarang mati, lah kalo masih hidup gimana? Itu definisi bagus menurut lo, Jeng?" Jawab Sindy sinis.

"Udah udah! Kok malah ribut sih?! Sin, lo juga gak usah sensi kali! Maksud Ajeng tuh bagus kalo si Darra ketabrak, tapi lo bener juga kalo Darra masih hidup pendekatan lo sama Kamal bisa terancam. Iya gue ngerti tapi tolong lo bisa ngontrol emosi lo, Sin! Bukan lo doang kok yang emosi, gue juga!"

Sindy pun mendengus sebal, Ajeng yang tadi nya baru saja ingin mengelak menjadi diam agar dirinya dan Sindy tidak semakin ribut.

"Kita kumpul disini bukan mau cari ribut. Tapi buat rencana gimana caranya mereka semua putus!" Lanjut Dewi.

"Iya, sorry Sin. Gue salah ngomong" Sindy pun tersenyum ke arah Ajeng.

"Eh wait! Gue ada ide!" Pekik Ajeng yang membuat Dewi dan Sindy mendekat.

"Apa?" Tanya Sindy dan Dewi kepada Ajeng.

"Jadi.."

***

Beberapa hari kemudian, hubungan Kamal dan Darra semakin membaik. Terlebih lagi waktu itu Kamal sempat menolong Darra saat gadis itu hampir terjatuh dari kursi roda.

Flashback on

Saat ini Darra sedang berjalan jalan di sekitar taman rumah sakit dengan di temani seorang suster.

"Sus"

"Iya? Ada yang bisa saya bantu, Darra?"

Darra tersenyum ke arah suster tersebut "Maaf kalo saya merepotkan. Saya boleh minta tolong ambilin minum gak sus? Saya haus" Ucap Darra yang dengan kekehan di akhir kalimat nya.

Suster itu tersenyum hangat "Boleh kok, tunggu sebentar ya cantik! Jangan kemana mana"

Darra mengangguk pasti "Makasih ya sus, maaf ngerepotin"

"Gak apa-apa"

Setelah dirasa sang suster menghilang dari balik pintu rumah sakit. Darra menjalankan kursi roda ke arah sebuah kursi panjang di bawah pohon besar.

AZKIA [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang