Kini, mereka semua telah berada di rumah sakit untuk mengantarkan gadis malang yang sedang tergeletak di atas brangkar rumah sakit itu.
Azkia langsung dimasukkan ke ruang UGD, seluruh sahabat nya hadir disana. Tak terkecuali kedua orang tua, juga kakak sepupu nya Gio.
Mereka semua terlihat panik, terutama Rika. Naluri nya begitu kuat terhadap anak kesayangan nya itu, Rika merasa Azkia memang sedang menyimpan sebuah rahasia besar. Bahkan Rika sempat tidak sadarkan diri begitu tau anak nya masuk rumah sakit.
Sedangkan Farel, laki-laki itu terduduk lesu di depan pintu UGD, Ia menatap kosong arah depan, keringat pun bercucuran dari dahinya. Rasa khawatir, sedih, dan terkejut kini hinggap di dalam dirinya.
Hingga tak lama dokter spesialis Azkia, dokter Liza dan seorang suster keluar dari ruang UGD. Mereka semua segera mendekati dokter Liza dan menanyakan keadaan kondisi gadis cantik itu.
"Azkia baik-baik saja. Kalian tidak perlu panik, anemia nya hanya kambuh" Jelas dokter Liza seraya tersenyum ramah.
"Tapi dok, darah itu?"
"Itu darah yang diakibatkan oleh batuk kering yang diderita nya"
"Batuk? Saya gak tau kalo Kia batuk dok"
Dokter Liza pun tertawa kecil "Batuk itu sepertinya baru diderita Azkia, dan mungkin Azkia terlalu keras ketika batuk hingga membuat tenggorokan nya luka"
Semua yang ada disana pun menghela nafas lega "Tapi bener kan dok, Kia cuma batuk? Saya ngerasa ada penyakit lain yang membuat anak saya kaya gitu dok"
"Tan, udah Tan.. Dokter Liza gak mungkin bohong sama kita. Mungkin emang bener Kia cuma batuk, kan bisa aja Tan" Sela Gio seraya mengusap usap bahu Rika berusaha menenangkan nya.
"Udah lah, Ma" Sambung Gavin.
Rika pun mengangguk pelan seraya menatap dokter Liza "Maaf ya dok, saya terlalu panik"
"Tidak apa-apa bu, saya mengerti. Saat ini Azkia sudah sadar, saya izinkan kalian untuk menjenguk namun jangan membuat Azkia banyak berfikir berat dulu. Kalo gitu saya pamit, permisi" Pamit dokter Liza dan seorang suster itu.
"Terimakasih dok"
Farel, Rika, Gavin, dan Gio segera memasuki ruang UGD untuk menemui Azkia. Sedangkan semua sahabat Azkia yang lain menunggu diluar, agar bergantian dengan Farel dan keluarga Azkia.
"Kia, kamu gak apa-apa sayang?" Rika segera mendekat dan mencium kening Azkia lembut.
"Gak apa-apa, Ma. Kia baik-baik aja" Jawab Azkia masih dengan suara lemah nya.
"Kamu punya anemia kenapa diem-diem aja? Kenapa gak bilang sama Mama Papa? Mama sama Papa tuh khawatir banget sama kamu sayang. Seenggaknya kamu bilang sama Gio, kalian kan udah kaya kakak adik masa kamu rahasia in ini semua dari kita. Atau gak ke Farel deh, dia juga kan calon tunangan kamu. Gak baik kalo ada apa-apa kamu malah diem aja"
"Ma, kok malah di ceramahin sih Kia nya? Kia kan lagi sakit, Ma. Udah ah stop jangan bikin dia sedih. Mama tuh apaan sih" Lerai Gavin seraya mengelus tangan Azkia.
"Si Papa gimana sih? Mama kan khawatir sama anak kesayangan Mama. Papa mah gitu gak bisa peka sedikit aja"
Gadis itu terkekeh geli melihat pertengkaran kedua orang tua nya "Ma, Pa.. Udah, malu tuh diliatin Farel sama ka Gio"
Rika dan Gavin pun terkekeh kecil seraya mengelus pucuk kepala Azkia dari kedua sisi.
"Mama sama Papa ganggu kamu istirahat ya sayang? Ya udah, sekarang kamu istirahat. Papa mau ajak Mama kamu makan dulu, biasanya kalo lagi bawel gini Mama kamu tuh emang lagi laper"
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKIA [TAMAT]
Romance"Sebuah kisah cinta yang tak selalu berujung dengan kebahagiaan" Terkadang, cinta memang butuh perjuangan dan pengorbanan di dalamnya. Banyak lika liku yang pasti harus dilalui bersama... ~ Azkia Atifa Magdalene *** Ps : Mengandung kata-kata kasar...