"Ini tan kamar nya" Rika tersenyum setelah Darra mempersilahkan dirinya untuk memasuki kamar dan mengemasi barang-barang milik putri nya. Sedangkan Gavin menunggu diluar untuk membawa barang-barang Azkia setelah Rika selesai mengemasi nya nanti.
Azkia dan Gio tengah menunggu di lobby hotel, itu semua permintaan dari kedua orang tua nya agar Azkia tidak terlalu capek.
"Chat Farel gak ya?" Azkia sesekali melihat ke arah ponsel dalam genggaman nya. Kemudian ia melirik ke arah Gio yang sedang berbicara lewat telfon dengan teman kampus nya.
"Gak usah deh. Jangan cari gara-gara Kia! Farel mana mungkin nyamperin lo kesini" Lirih nya kembali dalam hati.
Azkia menunduk, ia memejamkan matanya berusaha melupakan ucapan dokter dengan dirinya tadi. Ia masih belum bisa menerima kenyataan pahit ini. Apalagi tidak ada satu orang pun yang tau mengenai kanker yang ia derita, walaupun memang menurut dokter kanker yang ia alami masih bisa disembuhkan.
"Hey"
Azkia mendongak, ia tersenyum setelah mendapati laki-laki itu berdiri tepat di hadapan nya. Laki-laki itu tersenyum tipis ke arah nya.
Azkia berdiri dan mencoba menatap Farel "Kamu disini?"
Farel mengangguk "Mau pulang?"
"Iya. Papa yang minta, sebenernya aku gak mau pulang, aku masih mau disini sama kalian semua" Farel membalas nya dengan senyuman tipis.
"Oh iya Rel. Kamu, udah gak marah lagi kan sama aku?"
Farel menghela nafas kasar dan mengalihkan pandangan nya ke arah depan "Gak usah di bahas lagi ya"
Azkia merasa ada yang beda dari laki-laki itu, tak biasa nya Farel berbicara begitu singkat dengan dirinya. Azkia sadar, mungkin Farel masih marah padanya.
"Oke.. Sorry" Jawab Azkia seadanya.
Gio yang sudah selesai berbincang dengan teman nya langsung berniat menghampiri Azkia. Ia terkejut dengan kehadiran Farel, ia memutuskan untuk menyaksikan mereka berdua saja dari sana.
"Rel, kamu.. Masih mau lanjut liburan disini?" Tanya Azkia ragu. Farel mengangguk sebagai jawaban.
"Gimana gue bisa tenang kalo Farel masih mau disini sedangkan Dewi sama dua antek-antek nya itu juga masih stay disini" Pekik Azkia tak terima dalam hati.
"Aku gak ngelarang kamu.. Kamu mau ngobrol atau bahkan main sama Dewi, tapi aku mohon. Apapun kata-kata yang keluar dari mulut nya Dewi, tolong jangan dipercaya dulu ya"
"Kalo kata-kata nya dia jujur gimana? Kalo dia ngasih tau aku sesuatu tentang kamu dan itu kebenaran nya walaupun hal itu menyakitkan gimana? Apa masih ada alesan buat aku gak percaya sama dia? Apalagi setelah Dewi kasih tau aku tentang kamu yang pelukan sama David kemarin" Jawab Farel dengan diakhiri kekehan kecil di akhir kalimat nya.
"Rel, udah berapa kali aku bilang? Aku sama David gak ada apa-apa. Lagipula Dewi itu-"
"Licik? Coba deh, kamu itu kalo benci sama orang jangan segini nya! Dewi itu baik kok. Bahkan semalem setelah dia kasih tau aku kebusukan kamu dia nyelametin aku dari kecelakaan mobil"
"Kecelakaan? Kamu gak apa-apa?!"
"Bahkan kamu aja gak tau kalo aku hampir kecelakaan" Ucap Farel seraya terkekeh kecil dan menggeleng tak percaya.
"Aku jadi semakin ragu kalo kamu emang beneran sayang sama aku"
"Rel! Kamu masih ngeraguin hal itu? Ya ampun Rel aku harus kaya gimana biar kamu percaya?! Jujur, aku aja baru tau kalo kamu hampir kecelakaan. Karna emang gak ada yang ngasih tau aku sebelum nya"
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKIA [TAMAT]
Romance"Sebuah kisah cinta yang tak selalu berujung dengan kebahagiaan" Terkadang, cinta memang butuh perjuangan dan pengorbanan di dalamnya. Banyak lika liku yang pasti harus dilalui bersama... ~ Azkia Atifa Magdalene *** Ps : Mengandung kata-kata kasar...