Windy membanting tubuhnya di kasur. Air mata tak bisa ia bendung sesampainya di rumah.
"Kakak?" panggil Dito berusaha menggoda kakak perempuannya itu.
"Kata mama, ayo makan!"
Melihat tak ada pergerakan dari Windy, Dito berinisiatif menggunakan pengeras suara.
"Panggilan pertama kepada saudari Windy Pratiwi untuk menghadiri rapat makan malam. Kartu rapat akan kadaluwarsa dalam panggilan ketiga," tuturnya dari lantai bawah.
Windy menutup telinganya dengan bantal.
"Panggilan kedua kepada saudari Windy Pratiwi untuk menghadiri rapat makan malam. Jangan hanya karena putus cinta, perut pun tak diurus. Kasihan ... kasihan ...," tutur Dito meringis.
"Panggilan ketiga kepada saudari Windy Pratiwi untuk menghadiri rapat makan malam. Ini panggilan terahkir. Jika tidak hadir, mohon maaf semua keperluan untuk sekolah seperti motor dan uang jajan juga akan kadaluwarsa!" Ini bukan Dito melainkan Wati, ibu mereka.
Windy turun dengan malas. Dilihatnya Dito dengan geram.
"Ma? Si Windy putus cinta malah Dito yang dipandang nyalang. Sepertinya sen—"
Buk!
Belum usai Dito berucap, benar saja. Sebelah sendal bulu-bulu milik Windy telah mendarat di dahinya.
"Putus ama Rendy kdrt-nya jangan ke gue dong!" ketus Dito.
"Bacot!" ucap Windy singkat.
"Diam kalian!" Wati menggebrak meja.
Windy dan Dito terdiam. Wajah monyet mereka nampak sekali.
"Salahin Windy, Mak!" Tunjuk Dito.
"Lama-lama mama sumpel mulut kamu pakai sikat kloset Dito!"
"Kdrt aja terus ke Dito. Lagian juga Dito ini anak pungut," lirih Dito mencoba mendapat belas kasihan dari Wati.
Buk!
Bukannya mendapat belas kasihan, ia malah mendapat pukulan di lengan kanannya.
"Lemes amat itu mulut! Mama sumpahin jadi anak monyet baru sadar kamu?"
"Sumpahin aja, Mak. Gapapa! Dito ikhlas. Intinya anak monyet gak pernah lahir dari rahim manusia," ujarnya tanpa dosa.
"Maksud kamu?"
"Mama juga monyet," jawab Windy menyendok nasi ke dalam piringnya.
Dito berakselerasi dan menunjuk Windy.
"Tepat sekali nona Windy Pratiwi! Monyet tertua," ungkap Dito.
Wati dan Windy melototi Dito. Dito menggaruk kepalanya berusaha mencari alasan yang tepat.
"Di dalam buku The Origin of Species by Means of Natural Selection, Charles Darwin mengemukakan informasi bahwa manusia berevolusi dari kera muncul karena teori evolusi. Katanya, semua makhluk hidup berasal dari nenek moyang yang sama atau common ancestor dan berhubungan antara satu sama lain. Kemiripan DNA manusia dengan primata sebesar sembilan puluh tujuh persen. Jadi maksud Dito ... Mama, Windy, sama Dito juga. DNA kita hampir mirip dengan monyet." Dito menyengir tanpa dosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ES dan BATU (TELAH TERBIT)
FanfictionSelepas mencintai, kau harus siap tersakiti. Selepas merindui, kau harus siap kehilangan. Selalu hidup dalam angan itu sakit. Sakit sebelum disakiti. Cek! Cek! Cek! JANGAN PLAGIAT! HARGAI KARYA ORANG🙏. CINTAI KARYA SENDIRI😊 A cover by @iqblnr23