Aku kesal dengan jarak
Yang selalu memisahkan kita
Hingga aku hanya bisa
Berbincang denganmu di whatsappFiersa Beshari🎶
___________________
Bel sekolah telah berbunyi, apel pagi pun sudah usai dilakukan. Semua murid memasuki kelasnya masing-masing dan menerima ulangan mereka di pagi ketiga."Dengar-dengar, Rendy putusin Windi gegara kakaknya Disan."
Pertanyaan itu terdengar kala Bu Alda, selaku pengawas ulangan baru saja keluar.
"Kok bisa?"
"Ya, bisalah. 'Kan emang kakaknya Disan itu cantik. Siapa, sih, yang gak kepincut sama dia."
"Lu tahu dari mana?"
"Ada. Palingan juga bakal viral."
"Ekhem-ekhem." Disan berdehem keras. Sengaja agar didengar tukang gosip. "Hidup lu pada kerjanya nyiyir, ya?"
"Kita gak nyiyir, kok, San. Cuma pengen tahu aja alasan Rendy putus ama Windi. Lagian juga pantas kali, Rendy sama Mila. Cocok." Rena, si penyebar gosip, menyunggingkan senyumannya.
"Win? Kantin, yuk?" ajak Elsa kemudian. Ia tidak mau membuat Windi merasa sedih dengan ucap-ucapan sampah teman sekelasnya.
"Mereka emang cocok, kok, Win. Serius." Rena mengedipkan matanya pada Windi.
"Ya, udah kalau cocok. Ngapain ngasih tahu Windi?" Elsa sudah berkacak pinggang. Menghadapi Rena emang harus sedikit keras.
"Kok, elu yang nyolot? 'Kan emang faktanya Rendy lebih cocok sama Mila ketimbang sama Windi." Ia mengibas-ngibaskan tangannya di udara.
"Semua orang cocok sama Rendy. Tergantung pandangan setiap orang yang melihatnya. Coba kalau gua sama Rendy, pasti dibilang cocok juga sama yang kalian." Tutur Dini begitu datar. "Jadi, Rena-ku sayang, diam aja, ya?"
"Pantesan nolak Bry. Ternyata demen ama pacar temen sendiri?" Rena membekap mulutnya sendiri. "Eh, mantan pacar maksudnya."
Sejenak Windi memandangi Dini, seperti mempertanyakan hal yang sama.
"Apa liatin gua gitu? Percaya sama ucapan Rena? Sera lu 'dah." Dini kembali dengan sikapnya. Dingin, datar, dan acuh.
"Eh, gua sumbat itu mulut, ya, Ren." Tunjuk Vyra dan Myra bersamaan.
Rena memilih diam. Jika tidak, seisi kelas akan menghujaninya dengan umpatan.
♣
"Din?" Panggil Windi kala memasuki area kantin bersama Dini dan Elsa. Waktu istirahat.
"Hm," jawab Dini singkat.
"Gu-gua.. Mau tanya, boleh?"
"Apa?"
"Jawab jujur tapu, ya?"
"Hm,"
Ketiganya sudah berada di bangku masing-masing.
"Bentar. Gua pesan dulu." Sanggah Elsa. Sejenak Windi mengurungkan pertanyaannya.
"Makan apa, Din? Gua pesenin,"
"Bawa bekal. Gak usah,"
"Gua bayarin,"
"Gak usah."
"Oke." Elsa berjalan kecil menuju meja kasir kantin. Memesan beberapa makanan dan minuman untuk dirinya dan Windi.
"Din?" Panggil Windi lagi. Kini, hanya mereka berdua.

KAMU SEDANG MEMBACA
ES dan BATU (TELAH TERBIT)
FanfictionSelepas mencintai, kau harus siap tersakiti. Selepas merindui, kau harus siap kehilangan. Selalu hidup dalam angan itu sakit. Sakit sebelum disakiti. Cek! Cek! Cek! JANGAN PLAGIAT! HARGAI KARYA ORANG🙏. CINTAI KARYA SENDIRI😊 A cover by @iqblnr23