GENGSI

687 62 7
                                    

MOHON MAAF

mohon maaf. karena
rindu adalah aurat yang
tersingkap diembus jarak
kedua mataku tidak sengaja
mengintip dalaman yang bewarna

ingatan.
Jauhar R.
IG: Jarimu27

NB: Yang mau melihat karya-karya Kak Jo, silakan kunjungi lapak instagramnya.

💋JANGAN LUPA VOTTE, COMMENT, SHARE, DAN FEED💋 SAVE AS LIBRARY JUGA YA💋
______________

🤗🤗🤗

"Bry? Apa gua boleh cemburu? Sedangkan gua bukan siapa-siapa elu!?"

Dini menundukkan kepalanya. Dadanya begitu sakit setelah melayangkan tanyanya.

"Peluk aku." Brylian memamerkan senyum termanis dan tertulusnya. Ia melebarkan kedua tangannya.

🍁🍁🍁

Dini mengangkat kepalanya memandangi sesosok yang berdiri di samping Brylian. Dialah yang mengatakan kalimat 'peluk aku.'

"What?"

"Sini.. Peluk aku. Biar tahu gimana rasanya cemburu pada bukan yang milik kita."

"Maksud lu?"

"Peluk sini." Sesosok tersebut menatik Dini ke dekapannya. Ia memeluknya demgan hangat. Mencium pundak kepala Dini dengan lembut, dan...

Buk! Sebuah tinju mendarat di wajah sosok tersebut saat Brylian menarik Dini dari pelukannya.

"Bry.. Udah.. Udah. Berhenti!" Lerai Dini coba menarik Brylian.

Sosok tersebut sudah lebam wajahnya oleh Brylian. Ia bangkit dan tersenyum.

"Paham maksudnya sekarang, Din?" Bukannya marah, sosok tersebut malah mengedipkan sebelah matanya ke arah Dini.

Dini menautkan kedua alisnya, dan terus menggenggam jemari Brylian yang semakin geram dibuat oleh sosok di hadapan mereka tersebut.

"Jika dia!" Tunjuk sosok tersebut pada Brylian. "Bisa semarah ini saat yang bukan miliknya disentuh orang lain, maka kamu juga berhak cemburu saat orang lain tersebut bukan milikmu. Selagi cemburu itu karena cinta. Bukan karena iri."

Dini melepaskan tautan jemarinya. Menatap sosok Brylian lekat. Cukup lama! Namun Brylian enggan untuk menatapnya sedikit pun.

"Aku pergi dulu. Ada pertandingan basket." Pamit sosok tersebut, yang tidak lain adalah David Anggara. Alumni most wanted-nya SMA pelita Jakarta.

Tak menghiraukan David, Dini terus menatap Brylian. Masih berharap jawab dari tanyanya. Bolehkah cemburu saat dia bukan siapa-siapanya Brylian?

David melangkahkan kakinya. Meninggalkan dua insan yang terlalu gengsi dengan perasaan masing-masing.

Aku mungkin pernah sekali mencintai Dini. Tidak mengungkapkannya bukan berarti aku gengsi. Hanya saja, aku tahu! Ada dua hati yang saling mencintai, yang tidak bisa aku rusak. Bagiku, membuat kedua rasa itu menyatu adalah  hanya bagian kecil dari rasaku pada Dini. Tidak perlu ucapan terima kasih dan maaf. Sebab itulah cinta. Kewajiban untuk memberi dan menerima. Ucap David pada dirinya sendiri.

ES dan BATU  (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang