I LOVE YOU

757 73 6
                                    

Cinta itu harmonisasi antara dua insan atau lebih. Dua diantaranya adalah kita. Aku dan kamu.

Brylian

🍁🍁🍁

Dini menyibak gorden kamarnya. Semilir angin menerpa lembut wajah cantik Dini. Kegiatan sore kemarin cukup membuatnya lelah.

***

"Ya Allah, Din! Cake-nya enak banget," seru Windi.

"Nastarnya juga enak, Din." Elsa memasukan nastar ke mulutnya.

"The best cake, Din."  David memasukan beberapa cake ke kantong kresek.

"Gua boleh tambah gak, Din?" Nando memberikan piring kosong ke Dini.

"Aku sudah siapkan untuk kalian semua masing-masing satu kotak kue. Isinya gak banyak. Mohon diterima," ucap Dini tersenyum. "David?"

David menyengir ke arah Dini.

"Baru juga dua potong cake, udah ditegur."  Renggut David meletakan kembali cake ke nampan kue.

"Jangan serakah, Vid. Allah gak suka, loh, sama orang yang berlebihan," tutur Indah.

Dini mengiyakan perkataan sang adik. Setelah usai acara toko baru Dini, barulah teman-temannya pulang jam tujuh kurang empat puluh lima menit.

***

Dini  menuruni anak tangga dengan ransel yang ditentengnya.

"Selamat pagi, Ma, Pa, Dek," ucapnya riang. Senyum terus merekah di wajah cantiknya.

"Senang amat hari ini, Kak?" tanya Riani.

"Hari ini Dini mau bagiin brosur ke teman-teman. Biar banyak yang tahu toko kue Dini. Sekalian Dini mau mampir ke toko kuenya bu Ara dulu."

"Gak sarapan?" tanya Erlangga dan Indah bersamaan, ketika melihat Dini sejak tadi hanya berdiri.

"Bry udah di depan. Aku berangkat bareng Bry."

"What?" Indah meleparkan pupilnya. "Bareng Bry?"

Dini mengangguk. Indah menghela napasnya kasar.

"Aku duluan, ya. Assalamu'alaikum." Pamit Dini mencium pundak tangan Erlangga dan Riani, lalu mencium pipi Indah.

"Aku ikut!" Indah berdiri dari duduknya dan menghampiri Dini yang sudah berada di ruang keluarga.

"Kita pakai motor,"

"Kenapa harus bareng Bry?" tanya Indah menyelidik.

"Dia nawarin."

"Kenapa gak nolak aja?"

"Udah nolak. Cuma dia kekeuh mau jemput. Dan sekarang, lihat!" Dini mengarahkan telunjuknya ke sebuah sofa yang berada di ruang tamu. Karena ruang tamu dan ruang keluarga hanya dibatasi dengan sekat setinggi dada, pemandangan dari ruang tamu bisa langsung dilihat dari sana. "Dia sudah ada di sini. Mau nolak pun gak enak."

ES dan BATU  (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang