RAYU

808 75 7
                                    

🍁JANGAN LUPA VOTTE SEBELUM BACA🍁

Meskipun t'lah sempurna
Cintamu bagai mimpi yang nyata
Kuingin hatiku
Bertekuk lutut tak berdaya
Terbunuh rayumu

Marion Jola-Rayu🎶
___________

🍁🍁🍁

Bel istirahat sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Kelas pun sudah hampir sepi karena hampir seluruh penghuninya telah pergi. Entah itu ke kantin, atau sekedar membaca buku di perpus, juga berkumpul di lapangan basket bagi para cewek alay. Setidaknya mata mereka akan berbinar melihat most wanted -nya SMA Pelita Jakarta memulai aksinya. 

🍀

"Din?"  Windi menepuk keras bahu Dini.

"Hah? Apa?" Dini hanya memandang Windi datar.

"Noh!" Windi menunjuk ke luar kelas. "Bry nungguin lu 'tuh di lapangan basket,"

"Ngapain?"

"Mana gua tahu?" Windi menggidikan bahunya.

"Lu gak tanya?"

"Ngapain?" Windi balik bertanya.

"Males,"

"Lu ada urusan apa sama Bry? Tadi pagi nge-gas kayak mak-mak kehabisan uang bulanan dan gak dikasih sama suaminya,"

Kedua mata Dini terbuka sempurna, bibirnya ikutan mengerucut.

"Lu 'tuh!" Windi menjitak pelan kepala Dini. "Udah telat, masuk gak tahu malu, nge-gas gak jelas lagi. Untung hormonnya pak Herdy lagi baik-baiknya. Kalau gak, bisa dibuang lu ke sungai Amazon."

Dini tersenyum kikuk. Otaknya sedikit berputar ke kejadian pagi tadi, perutnya terasa mules tiba-tiba. Rasa malu kembali menghampirinya.

"Win? Jangan diungkit lagi... Gua malu..." Dini berucap merajuk. Begitu menggemaskan.

"Temui Bry sana! Gak usah merajuk sama gua. Kasihan, Bry nungguin,"

"Tapi... Gua m-"

"Sana!"

Windi mendorong pelan Dini agar keluar dari kelas.
Kakinya melangkah menuju lapangan basket. Riuh teriakan cewek-cewek alay memekakan telinga saat Dini sudah sampai di tujuannya.

"Din?"

Dini melirik sekitar, guna mencari sumber suara yang memanggilnya.

"Lu ngomong apa sama mama? Hah?" Bentak Dini ketika sudah berhadapan dengan sang pemanggil, siapa lagi kalau bukan Brylian.

"Hah?" Brylian mengangkat kedua alisnya. Matanya terbuka sempurna. Kurang paham maksud Dini.

"Duduk dulu, Din. Kita nonton si David main basket. Lagi seru,"

"Kenapa mama bisa tahu kalau Dini kerja sepulang sekolah?" Dini mengecilkan suaranya dan duduk di samping Brylian.

ES dan BATU  (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang