Sekuat apa pun kamu mengelaknya, keluarga tetaplah keluarga.
_________
"Mama harus bagaimana lagi? Mama sudah menyerahkan semua kasih sayang mama padanya. Tapi melihatnya seperti ini, mama merasa gagal. Kesalahan mama tak ada ampunannya."
"Siapa bilang?"
Sontak Riani terkejut dengan pertanyaan yang ia dengarkan barusan. Bibirnya menjadi kaku. Suaranya seakan menghilang.
"Mah, kok, malah bengong? Dini lapar, nih." Ucap Dini menduduki sebuah kursi yang ada di ruang makan. Persisnya berada di dekat dapur yang hanya dibatasi sekat setinggi dada.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Riani mendekati Dini. Indah mengekor di belakangnya.
"Mama apaan, sih? Memangnya Dini kenapa?" Dini tekekeh geli.
"Kamu tidak?" Riani menautkan kedua alisnya.
"Bolehkah ada makanan sebelum bertanya? Entah sudah berapa tahun Dini berada di kamar?" ucap Dini mengelus perutnya.
Riani bergegas membuat sarapan untuk kedua putrinya. Meninggalkan Dini dan Indah di meja makan.
"Nda? Udah berapa lama aku di kamar?" tanya Dini memecahkan keheningan di antara keduanya.
"Se-seminggu," jawab Indah gugup.
"Lu kenapa gugup?"
"Ng-nggak,"
"Masalah ancaman itu?" tanya Dini yang berhasil membuat Indah bungkam.
"Itu cuma emosi sesaat. Maafin, ya?" Dini memiringkan kepalanya. Berusaha memandangi Indah yang terus menundukan kepalanya.
"Aku.. Aku minta maaf," lirih Indah kemudian. Air mata ikut mengalir bersama permintaan maafnya.
"Heii!" Dini menghampiri Indah dan merangkulnya.
"Gak usah minta maaf. Kamu gak salah. Aku yang emosian."
"Aku cemburu sama kamu."
"Hah? What?" Dini melepaskan pelukannya. Ia terkekeh geli dengan pengakuan Indah.
"Ciee.. Yang udah gede. Udah tahu jatuh cinta. Ehem.. Ehem.. "
"Bukan begitu, Din."
"Terus apa coba? Kira-kira, Adik aku yang manis ini lagi kesem-sem ama siapa, nih? Bagas atau Bry?"
"Kakak.. " Indah memanyunkan bibirnya.
"Coba jujur, sukanya sama siapa? Nanti kakak comblangin, deh." Dini menaik-turunkan kedua alisnya. Jail.
"Itu,"
"Siapa?"
"B!"
"B? Siapa?"
"Bry," ucap Indah membenamkan wajahnya ke atas meja.
"Bry?" Seketika tawa Dini memenuhi ruang makan.

KAMU SEDANG MEMBACA
ES dan BATU (TELAH TERBIT)
Fiksi PenggemarSelepas mencintai, kau harus siap tersakiti. Selepas merindui, kau harus siap kehilangan. Selalu hidup dalam angan itu sakit. Sakit sebelum disakiti. Cek! Cek! Cek! JANGAN PLAGIAT! HARGAI KARYA ORANG🙏. CINTAI KARYA SENDIRI😊 A cover by @iqblnr23