TANPA QUOTES!
🍀***VOTTE SEBELUM BACA!***
Sebuah bait doa kulantunkan
Tertera sebuah nama, mengharukan
Pedih bila terus mencintai dalam angan
Merindui tanpa ada kepastianJelas aku malu pada malam
Karena terus mengeluh tiada redam
Pasti malam akan terasa bosan
Akan aku tanpa kejelasanMenatap nanar hati yang membeku
Oleh raga ibarat batu
Ingin logika berseru
Namun diri selalu terpakuPenghujung waktu
Dini MayDini menutup diary blasteran pink-biru miliknya. Ia menepuk dadanya beberapa kali.
"Sakit juga, ya, mencintai dalam diam," gumamnya pada dirinya sendiri.
"Apa gua ungkapain aja?" Tanyanya pada diri sendiri.
"Jangan melukai Indah!" Hatinya seakan berbisik mengingatkan.
"Kenapa harus sepedih ini!?" Teriaknya frustasi. "Di sisi lain ada Indah, dan di sisi lain ada hati gua juga. Arghh!"
Dini mengacak rambut panjangnya dan akhirnya merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ujian tengah semester telah usai, sekolah akan seperti hari-hari sebelumnya.
"Kak?"
Suara Riani membuat Dini dengan cepat merapikan rambutnya.
"Masuk, Mah. Gak dikunci,"
Clek..
Wanita parubaya itu melangkahkan kakinya mendekati ranjang milik Dini. Ia bisa melihat kegusaran di wajah cantik milik Dini, meski sudah ia poles dengan senyuman manisnya.
"Gak sekolah?" Tanyanya menduduki tepi ranjang.
"Masih jam setengah enam. Dikit lagi,"
Riani mengendus perlahan rambut milik Dini. Wangi sampoh gingseng yang dipakai menyeruak di hidung Riani.
"Sudah mandi, ya, ternyata?"
Dini mengangguk.
"Mama boleh tanya?"
Dini bangun dari tidurnya dan duduk berhadapan dengan Riani.
"Boleh," senyum mengembang di wajah Dini.
"Kakak kerja sepulang sekolah?"
Glek!
Pertanyaan Riani berhasil membuat Dini membulatkan matanya sempurna.
"Pasti Bryli yang ngadu sama mama. Siapa lagi? Dasar alien!!" Teriak Dini dalam batinnya.
"Kak?"
Dini memandang Riani, menormalkan mimik wajahnya.
"Dini ngajar, kok, Mah. Bukan kerja. Mama gak usah percaya sama omongan orang, loh, Mah. Bisa jadi orang itu bohong," ceramah Dini panjang kali lebar.
"Sudah berapa kali mama cuci seragam kamu, dan ada aroma kue di sana. Gak mungkin 'kan setiap kamu ngajar, kamu juga belajar buat kue?"
Satu hal yang tidak Riani mau pun Erlangga tahu, bahwa Dini ahli dalam hal memasak. Entah itu kue, berbagai macam daging atau masakan berat lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ES dan BATU (TELAH TERBIT)
FanfictionSelepas mencintai, kau harus siap tersakiti. Selepas merindui, kau harus siap kehilangan. Selalu hidup dalam angan itu sakit. Sakit sebelum disakiti. Cek! Cek! Cek! JANGAN PLAGIAT! HARGAI KARYA ORANG🙏. CINTAI KARYA SENDIRI😊 A cover by @iqblnr23