RETAK

895 76 7
                                        

Pergilah dan menghilang.
Jangan kembali hanya sekedar mengingatkan luka.
💔

"Win, lu kenapa?" Tanya Dini yang kini menyadari Windi tengah menangis.

"Gua gak-papa, Din." jawabnya.

"Lu nangis artinya ada sesuatu?"

"Kemarin dia liat Rendy jalan bareng cewek. Ditanya  malah Rendy bodo amat." Elsa menduduki sebuah kursi di depan Dini dan Windi.

"Mungkin adeknya kali?"

"Sejak kapan Rendy punya adek?"

"Kali aja sepupunya, Sa."

"Ya, kalau sepupu, dia bisa dong gak bodo amat pas gua ama Windi nanyain?"

"Gua udah putus dari Rendy. Semalam." Windi kembali meremas ujung rok-nya. Ia terisak.

"Gua yang bego. Gua selalu ngambekan sama dia. Gua terlalu berharap kalau gua ngambek,dia bakal ngebujuk gua. Gua terlalu berharap buat bisa dapetin perhatian dia. Nyatanya? Gua cuma klub¹ saat dia ngerasa bosan."

"Hei!" Dini memeluk erat Windi, menyalurkan kekuatan untuk sahabatnya itu.

"Harus dikasih pelajaran 'tuh Rendy!" Geram Elsa meninggalkan kelas tanpa menghiraukan panggilan Dini.

"Si Elsa mau kemana?" tanya Bagus memasuki kelas.

"Nyamperin Rendy,"

"Emang kenapa, Din?"

Dini memandangi Windi. Memberi isyarat kepada Bagus alasan Elsa pergi. Bagus menyilangkan kedua tangannya, yang artinya 'putus'. Dini mengangguk.

"Kenapa?" tanya Bagus tanpa suara.

"Gak tahu!" Dini mengangkat kedua bahunya.

"Wah, bener-bener 'nih si Rendy." Bagus menggeleng kepalanya.

"Kenapa, Gus?" tanya Bagas yang baru saja memasuki kelas.

"Si Rendy. Dia mutusin Windi."

"What?" seisi kelas memandangi Bagus. Membuat Dini menonjok lengannya.

"Kok, bisa?"

"Rendy selingkuh, ya?"

"Punya gebetan baru?"

"Ngambekan muluh, sih, Win."

"Cowok ganteng, mah, bebas, Win. Mau pacar berapa juga, serah dia."

"Makanya aku gak suka sama cowok ganteng. Suka semenah-menah. Kirain cewek jelek kayak kita gak punya hati apa?" cibir Tya.

"Yeh, lu aja kali yang jelek. Gua, mah, paripurna cantiknya." Vyra mengibas poninya.

"Selamat pagi anak-anak," ucap Bu Alda berhasil membuat seisi kelas berhamburan duduk kembali ke kursinya masing-masing.

"Windi, kamu kenapa?" tanya Bu Alda menyadari keanehan Windi.

ES dan BATU  (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang