Chap 9

1.8K 162 17
                                    

Sorry for typo

Sorry for typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•●•●•

[Sudah direvisi]

Pagi hari

Rose mengerjapkan matanya, badannya serasa remuk dan tenggorokannya kering banget. Kayaknya karena kebanyakan teriak. Tanpa buang waktu, Rose segera turun dari ranjang dan ke dapur untuk minum.

Waktu mau balik ke kamar, dia liat Jimin lagi tidur dengan tidak elitnya di sofa depan Tv. Ngeliat itu Rose jadi kesel sendiri. Rose mendekat kearah Jimin, dia gulung lengan bajunya. Saat udah sampe di sebelah Jimin, Rose berkacak pinggang sebentar.

"Bangun wooy dah jam 7!!" teriak Rose di telinga Jimin. Bisa bayangin nggak berapa kerasanya suara Rose yang melengking teriak tepat di telinga Jimin?

Plaak

"Ishh... Sakit Ros, banguninnya pake cara yang alon dong," keluh Jimin, tangan kanannya bergerak untuk mengusap pipi kanannya yang memerah karena tamparan Rose. Rasanya nggak main main cuyy!!

"Masih jam 7 udah ribut, kepagian kali Rose."

Rupanya Jimin tidak terima dibangunkan oleh Rose sepagi ini (bagi Jimin) . Rose yang mendengar keluhan Jimin hanya bisa menahan amarahnya.

"Mau sarapan nggak? Kalau nggak mau ya nggak papa sih," ucap Rose setelah menetralkan amarahnya. Dia nggak mau mancing emosi Jimin lagi. Takut cukk!! Nanti kaya tadi malem, Jimin beringas sekali.

Jimin yang melihat raut wajah Rose yang seperti melamunkan sesuatu yang berbahaya langsung mengerti apa yang dipikirkan Rose. Jimin mengeluarkan smirknya.

"Kamu takut ya?" tanya Jimin menggoda.

"Ha-hah, siapa yang takut?" bantah Rose.

"Beneran? Kamu mau nggak aku kaya tadi malem?" tanya Jimin, nadanya sekarang lebih menggoda.

"Ja-jangan! Nanti suaraku habis, tubuhku masih lemes."

Rose sudah mulai ketakutan karena smirk Jimin yang emm menakutkan.

"Salah siapa juga brontak? Kan jadinya kamu cape sendiri," Jimin tidak rela jika dirinya disalahkan.

"Ha-habisnya aku kan nggak tahan kamu ngelitikin aku terus," ucap Rose cemberut. Pipinya digembungin, bibirnya di kerucutin.

"Salah siapa juga mancing aku."

"Iya iya deh, you win. Sekarang temenin aku masak." Rose menyerah menghadapi Jimin, dia segera membalikkan badannya untuk ke daput, niatnya yang semula ingin ke kamar sudah sirna.

Be Grateful ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang