Chap 19.5

1.5K 152 79
                                    

Sorry for typo

Sorry for typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•●•●•

Hey, hey, halo. Aku up malem-malem lagi, semoga kalian yang baca nggak ngantuk sama chap ini, karena sedikit panjang (?)

Anyway, semoga kalian dapet feelnya and happy reading! ^^

•●•●•

[Sudah direvisi]

Song recommends for this chapter:
Mirecles in December by EXO
The Fool by Jung Seung Hwan
________________________________________

Rose menatap ke arah jendela, dia masih memikirkan kemana Jimin membawanya pergi. Rose ingin bertanya kepada Jimin, tapi melihat Jimin yang tampak serius membuat Rose bungkam dan memilih diam.

'Sebenarnya ada apa? Apa ada yang aku lewatkan?' Pertanyaan itu terus menerus Rose pikirkan.

Rose menghela nafas pelan, kepalanya masih bingung dengan tingkah laku Jimin beberapa menit yang lalu. Pria itu tidak menyambutnya dengan senyum hangat seperti biasanya, tapi malah menampilkan senyum kecut dengan kedua mata yang menyorotkan kesedihan yang tidak bisa dibendung.

"Kita berhenti dulu, aku ingin membeli sesuatu. Kau tunggu saja disini."

Perkataan Jimin mengejutkan Rose yang tengah melamun. Dia segera melihat bangunan yang sedang dimasuki oleh Jimin.

Sebuah toko bunga?

'Apa yang Jimin lakukan disana?' batin Rose. Rose hanya diam memandang toko bunga yang tampak antik sekaligus elegan. Bangunan tuanya menambah kesan keindahan dari toko itu.

Rose sibuk meneliti toko itu hingga tidak menyadari kehadiran Jimin yang sedang menaruh bunga di jok belakang. Rose memutar tubuhnya untuk menghadap Jimin.

"Bunga itu, untuk siapa?" tanya Rose sambil menunjuk buket bunga yang tadi dimasukkan oleh Jimin.

Jimin mengangkat wajahnya lalu tersenyum tipis, "Untuk seseorang, kau akan tahu sebentar lagi." Jimin segera berjalan menuju kursi pengemudi lalu menjalankan mobilnya.

Rose melirik ke arah Jimin yang sedang mengemudi, "Apakah dia orang yang penting dalam hidupmu?"

Jimin terdiam, matanya menyorot tajam jalanan di depannya. Tangannya mencengkram stir kemudi dengan kuat. Dia menghela nafas lalu tersenyum tipis.

"Ya, sangat berarti dalam hidupku," gumamnya setelah beberapa menit terdiam.

Rose mengernyit, perasaan ingin tahu tidak bisa ditahannya, alhasil dia menanyakannya kepada Jimin, "Kalau boleh tau, orang itu siapa?"

Jimin tersenyum lalu menggeleng-gelengkan kepalanya, "Kau akan tahu nanti."

Rose mendesah kecewa, "Kau tampak senang memikirkannya."

Be Grateful ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang