Chap 15

1.6K 143 21
                                    

Sorry for typo

Sorry for typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•●•●•

Karena ada yang minta aku untuk up lagi, jadi hari ini aku up lagi manteman.

Kebetulan juga hari ini aku udah selesai bikinnya, hehe.

Happy reading readers-nim 💜💜💜

•●•●•

[Sudah direvisi]

Jimin mengetuk meja kerjanya dengan gerakan perlahan mengikuti gerakan jarum detik dari jam yang ada di ruangan itu. Tangan kirinya yang bebas sedang membaca beberapa berkas yang seharusnya di kerjakan untuk besok, tapi karena kurang kerjaan jadi Jimin mengerjakannya sekarang.

Bel di ruangan Jimin berbunyi, itu tandanya ada yang mau masuk. Dengan cekatan, Jimin merapikan berkas berkas itu lalu menatanya sebentar sebelum mempersilahkan orang itu masuk.

"Masuklah," ucap Jimin tegas.

Secara otomatis pintu itu terbuka, seorang pria dengan setelan formal berwarna hitam masuk ke dalam ruangan itu. Dia menunduk untuk memberi penghormatan kepada bos besar mereka.

"Ada yang ingin bertemu dengan anda, Sajangnim," ucap pria itu datar.

"Apakah dia menggunakan baju yang robek sana sini?" tanya Jimin tak kalah datar.

Orang itu atau Dino, sekretaris Jimin mengangguk mengiyakan. "Benar Sajangnim. Apakah dia boleh masuk?"

"Suruh dia masuk, setelah itu jika kamu menerima tamu yang ingin bertemu denganku jangan izinkan sampai aku selesai berbicara dengan pemuda itu," jelas Jimin.

Dino mengangguk lalu mebungkuk sopan, "Saya permisi dulu, Sajangnim."

Dino pun keluar dari ruangan Jimin, digantikan dengan sesosok pria yang menggunakan pakaian sobek sana sini, khas sekali seorang bad boy dan dia memang seorang bad boy akut.

"Sudah lama tidak bertemu, mari duduk dulu," ajak Jimin.

Pria itu hanya menatap Jimin datar lalu membungkuk dan mendudukkan dirinya di sofa yang ditunjuk Jimin.

"Tidak usah basa basi, mari kita langsung ke intinya saja," ucap Jimin dengan serius.

Dan pria itu menyeringai lalu mengangguk.

Perbincangan itu berlangsung hampir 1 jam lebih, entah karena mulut mereka berdua yang sama sama lincah atau karena mereka berdua sama sama keras kepala. Tapi akhirnya mereka menemukan titik terang dari perbincangan itu.

"Aku akan membantumu. Lagi pula ini menarik," ucap pria itu.

Jimin menyeringai, "Memang ini menarik, tenang saja aku akan memberimu hadiah. Kamu ingin apa?" tanya Jimin.

Be Grateful ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang