Chap 2

2.9K 280 1
                                    

Sorry for typo

Sorry for typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•●•●•

Rose pov

"Yak!! Apa yang eomma lakukan??" tanyaku penuh marah ketika melihat eommaku mengacak-acak seluruh benda di kamarku.

"Diam kau!! Dasar anak kurang ajar, masih berani kesini juga rupanya!! Pergi sana!!" bentaknya kepadaku sambil melempariku dengan barang-barang yang ada disekitarnya.

"Hiks, aku salah apa eomma??" tanyaku menahan tangis.

"Masih belum mengerti juga rupanya. Setelah kamu 17 tahun, appamu meninggalkanku karenamu, huh huh huh, kamu merusak keluarga ini tau nggak!! Aku sudah berusaha bersabar selama 3 tahun, tapi appamu tidak kembali! Itu pasti karenamu!! Selama kamu masih disini, appa tidak akan pernah kembali!! Jadi pergi!!" bentak eomma dengan kasar.

"Cepat bereskan barang-barangmu. Jangan sampai meninggalkan barang satu pun. Aku tidak sudi ada barang yang ketinggalan. Hush, sekarang kamu bukan keluarga ini!!" lanjutnya dengan keras menyuruhku untuk pergi. Padahal kenyataannya aku tidak mengerti apapun.

"Tapi, kenapa???" tanyaku.

"Sudah cukup!! PERGI DARI SINI!! Kamu sudah bukan anakku lagi!!"

Perkataan itu membuatku perih. Hatiku seperti tertusuk ribuan jarum. Ini lebih parah dibandingkan patah hati.

Aku tak menyangka ibu yang selama ini melindungiku, merawatku, menyemangatiku, menasihatiku, sekarang malah menyuruhku pergi dari dirinya.

Dengan langkah goyah dan tangan serta tubuh bergetar. Aku berusaha menahan tangis. Kupungut satu-satu barang-barangku, mulai dari buku, pakaian, perlengkapan, dan sebagainya.

Setelah semua selesai, kuberanikan diri untuk mendekati ibuku. Kutatap dirinya dengan senyum setulus mungkin, sedangkan dia malah membuang muka.

"Eomma, karena ini adalah terakhir kalinya. Bolehkah aku memelukmu?" Dengan suara bergetar kuberanikan diri untuk bertanya. Sial!! Air mata ini akan segera turun.

Kulihat ibuku tidak bergerak sedikitpun, tidak ada senyuman yang biasa dia tunjukkan padaku ataupun tatapan penuh kasih sayang. Itu semua sudah hilang entah kemana.

Segera saja kupeluk dirinya. Kupeluk dengan erat, kucium wangi tubuhnya yang menenangkan karena ini adalah terakhir kalinya.

Melihat eomma yang tidak bergerak sedikitpun dan tidak berniat membalas pelukanku, membuat hati kecilku terasa tercubit. Aku  meringis menahan sakit. Kulepas pelukan itu dan memantapkan hati.

"Selamat tinggal eomma, jaga dirimu baik-baik," ucapku dan segera melangkah pergi dari rumahku yang sekarang sudah menjadi mantan rumah. Aku tidak sadar ternyata air mata ini sudah menetes.

Aku tidak tau bagaimana perasaan eomma, tapi semoga dia mampu memaafkanku untuk segala kesalahan yang telah kuperbuat.

"Maafkan eommamu ini nak."

•●•●•

Aku berjalan tak tentu arah. Aku tidak tau mau kemana, mungkin ini efek karena aku jarang keluar rumah dan selalu bergantung dengan eommaku.

Akhirnya, aku putuskan untuk pergi ketaman, satu-satunya tempat yang mungkin (?) aku paham. Itu lebih baik dari pada di jalan, kan malu diliatin banyak orang. Nanti dikiran anak ilang, emang iya sih.

Taman ini adalah taman yang hampir setiap bulan aku dan ibuku selalu kesini. Ahh, mengingat hal itu membuatku sesak. Aku ingin menangis tapi sudah lelah. Menangis terus itu capek.

Kulihat ada kedai es krim yang berada tak jauh dari tempatku duduk. Aku berniat membelinya, mungkin setelah makan eskrim yang merupakan salah satu makanan favoritku akan menaikkan moodku. Aku pun membeli eskrim dengan rasa vanilla. Setelah menyerahkan uang, aku kembali ketempat dudukku.

Aku memakan eskrimku dengan lahap. Sekelibat ingatan mengusikku, itu adalah ingatan waktu aku masih kecil.

Waktu itu, aku merengek kepada eomma untuk dibelikan eskrim. Mengingat hal itu, membuatku kembali bersedih. Ternyata eskrim ini tidak membantuku, malah membuatku semakin sakit.

Masih membawa eskrim yang belum habis, aku berjalan kearah bagian bunga. Disana ada banyak jenis bunga entah itu melati, matahari, anggrek, bugenvil, atau yang lainnya. Oh tunggu sebentar, aku mencari kesekeliling dan-

"Rose!!!" aku tersenyum geli, rasanya menggelikan memanggil nama sendiri.

Aku meghampiri area bunga mawar tumbuh. Aku melihat ada beragam warna yang dimiliki , contohnya putih, biru, pink, kuning, dan merah. Aku mendekat ke arah bunga mawar pink.

Aku ingin mencium bau wanginya. Aku pun memegang batangnya dan jariku tertusuk salah satu durinya, sepertinya aku kurang berhati-hati.

Sial, aku mengingat lagi memori dimana aku tertusuk duri mawar di rumah dan segera diobati oleh eomma. Kenapa semuanya selalu berkaitan dengan eomma?

"Pakai ini, cry if you're sad, don't hold back."

Tbc

Be Grateful ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang