Chap 10

1.8K 180 3
                                    

Sorry for typo

Sorry for typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•●•●•

[Sudah direvisi]

"Jadi, gimana Jim?"

Sudah sebulan berlalu dari kejadian itu, tapi sampai sekarang Jimin tidak mau memberitau apapun kepada Rose. Rose kesal sendiri aslinya, tapi dia berusaha untuk sabar. Katanya kalo sabar disayang Jimin, ya nggak?

"Gimana apanya?" yanya Jimin, pura-pura tidak mengerti.

"Ishh, tentang sebulan yang lalu. Kenapa kamu tidak mau memberitauku?"

"Bersabarlah, jika waktunya sudah tepat aku akan memberitaukannya kepadamu. Sekarang masih belum tepat Ros."

"Haah baiklah, aku pegang janjimu."

Rose segera berjalan keluar dari apartemen Jimin dan menuju apartemennya. Meninggalkan Jimin yang terbengong disana.

"Kapan aku berjanji padanya?"

•●•●•

"Rose-ssi, kamu kenapa? Akhir-akhir ini keadaanmu seperti tidak baik."

"Begitulah Jisoo-ssi, aku sekarang lagi banyak pikiran," balas Rose kepada wanita cantik didepannya.

"Jangan terlalu dibawa masuk, nanti kamu malah tua sebelum waktunya," ucap Jisoo, terkekeh sebentar.

"Yaa, semoga saja, haah," Rose menelupkan kepalanya di tangannya.

'Tidak seperti biasanya. Sepertinya itu memang hal berat' batin Jisoo. Walau mereka hanya sebatas teman sekantor, tapi hubungan mereka semakin dekat karena mereka seruangan.

"Semangat Ros ini takdir tuhan. Pasti ini adalah yang terbaik untukmu, positif thingking," dukung Jisoo.

Rose hanya mengangguk karena mengantuk, walau tak dapat dipungkiri jika perkataan Jisoo membuatnya tersenyum dalam diam.

Saking lelahnya Rose pun tertidur di kantor.

17.30

Rose mengucek ngucek matanya berupaya menghilangkan rasa kantuknya. Ketika penglihatannya telah jelas dia melihat kesekeliling. Kantor tampak sepi karena hari iji memang pulang lebih cepat yaitu 16.30, yang bisa dikatakan Rose sudah telat pulang satu jam.

"Astaga, Jimin pasti menungguku," ucap Rose, dia segera merapikan barang barangnya dan memasukkannya kedalam tas. Rose segera berlari ke arah lift dan menekan tombol 1 untuk menuju lobi.

Ting

Lift telah sampai di lantai 1, Rose segera keluar dari lift dan menuju ke gerbang kantor yang sudah sepi. Dia melihat satu mobil mewah berwarna hitam, dia dapat melihat jika Jimin sedang bersandar di pintu mobil sambil menatap langit yang mulai menggelap.

Be Grateful ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang