Chapter 4 Pemenang

3.5K 432 62
                                    

Dear Diary,

Kak Rex terlihat sangat tampan hari ini, dia juga banyak tersenyum. Sejak kejadian kemarin papa tampak merasa bersalah, semoga papa tidak akan memukul Kak Rex lagi.

Oh iya, aku yakin Kak Rex akan menang dan meraih medali emas dalam pekan olahraga nanti. Aku berharap papa datang juga untuk menyemangati Kak Rex.

🍁🍁🍁

Ethan menggigil marah saat melihat tribun kanan gedung olahraga dipenuhi spanduk dan siswa siswi yang memakai kaos dengan sablon Ysander. Dan yang paling membikin panas sejak tadi cewek incerannya melompat-lompat menyemangati patung lilin itu, si Ysander.

Tim futsal mereka yang selalu menjadi perhatian bahkan oleh siswi-siswi sekolah lain diabaikan sama sekali. Padahal Ethan sudah sangat keren dengan seragam dan sepatu futsalnya.

"Mama." Akhirnya Ethan dapat tersenyum gembira melihat mamanya yang super cantik datang, hehe kawan-kawannya selalu iri kalau melihat mama Ethan.

"Halo anak mama yang ganteng, gimana? Yakin menang hari ini?"

"Pastilah, Ma." Ethan menenggak air mineralnya.

"Kapan pertandingan kamu? Mama mau ketemu klien lagi ini."

"Habis pertandingan karate." Ethan melirik ke arah Sheryl dengan malas.

"Kenapa wajah itu?"

"Nggak kenapa-kenapa."

Mamanya tertawa, Ethan menggandeng mamanya menuju kursi tribun.

"Kaaaakkkkk Rexxxxx!!!!!" Canna berteriak keras. Rex sedang bersiap untuk bertanding. "Liatt aku kaaakk."

Rex menoleh ke arah Canna dan melambaikan tangannya.

"Kaaaakkk Rexxx!!!" Canna menjerit histeris.

"Ysander! Ysander! Ysander!" Puluhan siswa mengelu-ngelukan nama itu. Ethan yakin semua atribut pasti disponsori oleh Sheryl, sampai seperti itu dia.

Mamanya menepuk-nepuk bahu Ethan, seperti tau kenapa anaknya begitu kesal. Wanita itu tertawa geli dalam hatinya.

"Itu anak kelas tiga yang bertanding?" Mama Ethan bertanya. Terpesona memandang pemuda yang sedang bertanding karate.
"Kalian kenapa masih turun sih? Harusnya fokus sama ujian akhir saja."

Ethan mencebik kesal, "Mama nggak usah liat-liat dia. Dia musuh terbesarku ma."

"Mirip papa kamu, papa kamu juga juara taekwondo waktu muda dulu." Mama Ethan terkikik. Figur Rex juga mirip suaminya.

"Huh," dengus Ethan.

"Tapi, kapten tim futsal keren juga." Mama Ethan memegang pundak anaknya, tersenyum geli. Anaknya masih cemberut.

"Ya jelaslah."

Stadion gempar saat Rex memenangkan pertandingan. Canna menjerit-jerit histeris. Dia segera turun ke bawah dan melompat memeluk Rex. Terdengar sorak sorai dari seluruh tribun.

"Keringatan," kata Rex. Canna malah menyeka kening Rex dengan handuk dan mengambilkan minum.

"Satu pertandingan lagi, medali emas." Mata Canna berbinar.

Rex tertawa, lebih semangat Canna ketimbang dia yang turun bertanding. Bahagia rasanya memiliki adik seperti Canna, gadis itu mempersiapkan supporter yang begitu heboh, Rex sangat bersemangat tadi semakin menciutkan nyali lawan.

Ethan mendekati mereka. "Sheryl support pertandinganku."

Canna diam saja.

"Canna, dia kakak kelasmu juga," tegur Rex.

Menyekap Rasa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang