Chapter 30 Kenyamanan Dalam Pelukan

2.4K 369 16
                                    

Ketika tak ada kata-kata yang bisa terungkap dalam keheningan, kenyamanan akan datang saat mengetahui orang yang dicintai selalu memikirkan dan mendoakan.

🍁🍁🍁

Rex telah kembali dari mengantar Canna pulang. Dia segera mandi dan masuk lagi ke kamarnya. Setelah melihat anaknya selesai mandi, Mika memanggilnya.

"Sayang, ayo bicara sebentar."

"Oh oke ma." Rex mengeringkan rambut dengan handuk. Kemudian mengikuti mamanya ke ruang tengah.

"Mau minum teh?"

Rex menganggung, dia memang merasa dingin. Mika menuangkan teh untuk anaknya. "Tadi bertemu dengan papa Matt?"

"Ya."

"Apa yang dia katakan?"

"Nggak ada ma, diam saja," sahut Rex, Mika mencari tanda-tanda kebohongan pada wajah Rex. Benar dia berbohong.

"Kamu berbohong tuh," kata Mika.

Rex menyandarkan tubuhnya ke sofa, "Bagaimana mama bisa tau?"

"Firasat seorang ibu." Rex terdiam mendengarnya. "Jadi apa yang papa Matt katakan?"

"Menyuruhku kembali," sahut Rex. Mika merasa dadanya sesak, hal itu tak luput dari perhatian Rex.

"Apa Matt bilang kalau kamu tidak kembali ke sana, dia akan memisahkan kamu dengan Canna sayang?"

"Bagaimana mama bisa tau?" keluh Rex.

"Sudah cukup lama mama mengenal Matt. Setelah pikiran mama sedikit terbuka, mama bisa membaca pemikirannya."

Rex menyesap tehnya pelan.

"Jadi apa yang kamu putuskan, Rex?"

"Belum bisa. Ma, bagaimana kalau aku berencana tinggal sendiri?"

Mika serasa tersedak nafasnya sendiri. "Kamu berencana tinggal sendiri?"

"Mama marah?"

"Entahlah." Mika mengeluh. Pundaknya seperti gemetar.

"Maaf."

"Untuk apa Rex?"

"Untuk semua sikapku yang membuat mama kecewa."

"Kenapa kamu mengira mama kecewa?"

"Karena wajah itu. Apa mama tidak suka aku bersama Canna?"

"Apa kamu bisa berpisah dengan dia?"

"Tidak."

"Saat mama bertanya apa kamu mau di sini, kamu selalu ragu, tapi saat mama bertanya tentang Canna kamu selalu punya jawaban yang pasti."

Rex menjadi diam, Mika melanjutkan. "Coba katakan hubungan kalian, agar mama bisa mengerti dan memahami."

"Hubungan?"

"Hubungan kalian bukan sebagai seorang saudara?"

"Maksud mama?" Wajah Rex pias.

"Mama bisa memahami kamu, sekalipun kamu tidak terbuka, apa tindakan kami para orang tua yang egois membuat kalian susah?"

"Ma...itu...kenapa mama berkata seperti itu?"

"Apa kamu mencintai Canna?"

"Yang mama lihat?"

"Ya."

"Ah." Rex memalingkan wajahnya, "Jadi kenapa mama bertanya?"

"Cuma ingin tahu apa kamu menutupi nya atau tidak."

Menyekap Rasa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang