Chapter 28 Janji Berdua

2.5K 358 12
                                    

Keraguan dan Keyakinan ibarat saudara yang serupa, keduanya menjarah perasaan.

🍁🍁🍁

Malam telah begitu larut, hari itu berjalan sangat cepat bagi Canna. Mata kakaknya memandangi dia yang sedang menyendokkan nasi ke mulutnya. Dia diam saja. Mereka makan dalam diam dan hening. Tak pernah terbayangkan sekalipun dulu kalau mereka akan mengalami situasi keheningan seperti ini. Kak Rex melanjutkan makan juga.

"Terima kasih sudah memberitahukan semuanya," kata Canna memecah keheningan.

"Harusnya kakak tidak melakukan ini, awalnya kakak ingin menunggu sampai kamu lulus...agar kamu tidak terganggu," sahut Kak Rex.

Ya, Kak Rex telah mendobrak kebiasaannya, Kak Rex yang dulu tidak akan mampu mengatakan hal seperti ini padanya? Dia pasti akan memilih diam. Sekalipun Canna sulit percaya semua kata-katanya, tapi apa yang Kak Rex duga terlalu benar.

"Kakak akan menemani Canna di sini sampai besok."

"Hanya sampai besok?"

"Setelah itu kita akan kembali melanjutkan aktivitas masing-masing, bisa tidak Canna tidak memberitahukan dulu pada papa apa yang kakak katakan tadi?"

Canna mengangguk.

"Canna."

"Ya?"

"Apa Canna bahagia?"

"Untuk?"

"Ternyata orang tua Canna masih ada."

Dia terdiam, bibirnya bergerak-gerak hanya saja tak ada kata-kata yang keluar. Kak Rex mengusap pipinya.

"Yang kakak katakan tadi tidak perlu menjadi beban pikiran Canna, seandainya Canna belum sanggup, lakukan seperti biasa."

"Seperti biasa?"

"Berpura-pura tidak ada yang terjadi."

Canna menghentikan aktivitas makannya, dia minum dan beranjak dari meja. Duduk di pinggiran tempat tidur. Kak Rex membereskan makan mereka dan meletakkannya di luar pintu kamar. Dia kemudian ikut duduk di sebelah Canna.

"Bisa saja, dengan syarat," kata Canna.

"Syarat?"

"Kakak nggak boleh menghindari aku."

"Kakak nggak pernah menghindari kamu."

"Uh antara ucapan dan tindakan tidak sesuai."

Kak Rex meraih bahu Canna, merapatkan di tubuhnya.

"Kenapa kakak dari kemarin peluk-peluk aku terus sih?"

"Wangi kamu enak."

Dia meletakkan kepala di bahu Kak Rex, wangi Kak Rex lebih enak. Desah Canna. Kemudian Kak Rex menautkan jemarinya di jemari Canna.

"Canna terbebani sama ucapan kakak?"

"Aku bingung."

"Kakak akan mencoba menunggu. Berjanjilah Canna akan membiarkan kakak menunggu."

"Menunggu?"

"Canna akan mengerti apa yang kakak maksud."

"Ya. Aku akan usahakan."

"Sekarang ayo kita tidur, sudah sangat malam." Kak Rex mengecup keningnya.

Canna merebahkan dirinya di atas tempat tidur, "Kenapa kakak turunkan lagi AC-nya, dingin sekali."

"Tidak apa-apa." Kak Rex menyelimuti tubuhnya, kemudian dia merayap masuk ke bawah selimut. Tangan Kak Rex melingkar di tubuhnya, memeluknya.

🍁🍁🍁

Menyekap Rasa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang