Chapter 8 Rahasia

3K 386 32
                                    

Peristiwa beberapa minggu lalu seperti tidak pernah terjadi, semua kembali seperti biasa. Hanya Canna yang tidak pernah lagi datang ke kelas Rex, juga Ethan tidak berani mengusik Canna lagi. Rex menahan diri untuk tidak menerjang laki-laki itu saat mereka berpapasan.

Hidupnya saat ini seperti tercurah hanya untuk menjaga Canna, tidak boleh ada yang menyakiti atau mengganggu adiknya itu. Atau bersiaplah menerima kemarahannya. Siswa kelas tiga bersiap untuk ujian akhir.

Rex memutar ponselnya sambil tersenyum, Canna merekam permainan biolanya dan memberikan pada Rex. Pintar sekali main musiknya. Puji Rex. Tak bosan-bosan dia mendengar suara instrumen yang di mainkan oleh Canna.

"Hei, Sander." Teman sekelasnya memanggilnya

"Oh."

"Jadi sudah memutuskan untuk kuliah di mana?"

Rex mengangguk. Tentu universitas negeri terbaik. Walaupun jaraknya cukup jauh dari rumah. Mungkin nanti Rex akan tinggal di apartemen saja, bagaimana dengan Canna, ya? Dia sendirian di rumah.

Setidaknya Canna akan mudah mengunjunginya, kalau neneknya menginginkan dia kuliah di London seperti papanya dulu. Papa tidak memaksanya, terserah saja yang penting dia senang. Kadang papanya sangat aneh. Sejak kejadian salah menendang Canna dulu, papanya tidak pernah memukulnya lagi. Tapi bagi Rex lebih baik dia dihajar berkali-kali daripada harus menyaksikan Canna mengalami hal itu lagi.

🍁🍁🍁

Pohon perdu di gedung sekolah menengah atas itu bergemerisik tertiup angin, mendung mulai menggelayut tampaknya sebentar lagi akan banjir air mata.

Raut wajah Canna terlihat cemas, kalau hujan Kak Rex akan pulang sambil berbasahan dan kehujanan. Bagaimana kalau dia sakit? Sebentar lagi ujian akhir. Canna diam-diam mengintip melalui jendela, memandang wajah Rex dari sana.

"Sheryl." Seseorang memanggilnya pelan.

Canna menoleh, dia segera ingin berlari.

"Tunggu. Maaf," kata lelaki itu.

"Aku nggak mau membahas masalah itu lagi," keluh Canna.

"Waktu itu aku gelap mata, boleh kita berteman? Apalagi sebentar lagi aku akan lulus."

"Aku nggak marah kalau Kak Ethan melukai aku, aku nggak suka kakak melibatkan Kak Rex." Canna berkata cepat.

"Aku tidak melibatkan dia, dia memang langsung memukulku. Dia lelaki kasar."

"Jangan menghina Kak Rex. Kakak tidak langsung mengaku bersalah, malah mengatai Kak Rex saat itu, membuat dia dituduh sebagai orang yang kasar."

Ethan menyugar rambutnya, "Kamu sangat menyukai dia. Aku iri padanya." Ethan nggak mau mengaku di depan papa Sheryl saat itu, masa dia bilang kalau dia berniat melecehkan anaknya.

"Kenapa harus iri sama Kak Rex? Bukankah Kak Ethan pernah bilang kalau Kak Rex patung lilin, kurang kasih sayang."

"Terlihat seperti itu. Sheryl apa kamu tau kenapa papamu tidak menyukai papaku?"

Canna tertegun, "Maksud kakak apa? Papa aku aja tidak kenal papa kakak."

"Waktu itu dia bilang sama mamaku, ayah dan anak sama-sama liar. Papaku orang hebat Sheryl, mungkin ada kesalah pahaman."

"Aku tidak tau, papaku orang baik dan penyayang, dia aja selalu bederma pada orang yang membutuhkan. Mungkin kakak salah dengar."

"Ya mudah-mudahan aja, Tapi aku belum menyerah menyukai kamu Sheryl."

Menyekap Rasa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang