Chapter 9 Saat Mata Tertutup

3K 386 16
                                    

Jangan mengungkapkan rahasia kepada api, karena asap akan membawanya menuju langit.

🍁🍁🍁

Dear Diary,

Kak Rex lulus hari ini, aku berharap Kak Rex mendapatkan nilai paling tinggi. Nanti, kami akan makan malam bersama nenek. Sekalipun aku masih sedih karena kata-kata nenek dulu, aku tidak mau Kak Rex memikirkan aku. Kak Rex selalu mengkhawatirkan aku. Aku bahagia sih, tapi aku nggak mau Kak Rex kesal. Aku juga sudah menyiapkan hadiah kelulusan untuknya, nanti malam sehabis makan keluarga aku akan menyerahkannya. Semoga Kak Rex suka.

🍁🍁🍁

"Kak Rexxxxx!!!!" Canna memeluknya. "Selamat sekali lagi."

"Terima kasih." Hari kelulusan, Rex pulang sudah sangat sore. "Kamu juga sebentar lagi kelas tiga. Jangan malas belajar."

Canna tersenyum.

Papanya juga merangkulnya, mengusap punggung Rex.

"Nenek ajak kita makan malam keluarga di restoran," kata Canna. "Ayo siap-siap."

"Rex, kamu lelah?" Matt bertanya. Rex menggeleng. "Ya sudah bersiaplah, papa malas kalau di cereweti nenekmu kalau kita terlambat."

"Om Simon ikut?" tanya Canna, saat melihat Simon keluar memberikan selamat pada Rex.

"Ikutan dong. Masa om ditinggal."

"Hehe iya ... iya ...," kata Canna sambil tertawa. "Kita pake mobil Kak Rex, Pa? Asyikkk ...." Canna berlari-lari semangat ke kamarnya.

"Rex dan Canna bagaikan harimau dan kancil," kata Simon. "Kelincahanmu sudah disedot semua oleh Canna, Rex."

Rex tertawa saja. Dia menuju kamarnya untuk bersiap.

"Kak Rex, Kak Rex ...." Canna telah menunggunya.

Pintu kamar Rex terbuka, Canna terlihat manis dengan dress off shoulder berkerut di dadanya, bewarna biru muda dengan motif garis. Pundaknya semakin mulus saja, pikir Rex. Rex mengalihkan pandangannya.

"Kak Rex kelihatan lain," kata Canna.

"Lain?"

"Iya, sudah bukan anak SMA lagi, kelihatan dewasa." Canna menarik tangannya. Rex tertawa.

"Canna ganti parfum?"

Canna tersenyum malu, mengangguk. Dia berjinjit sedikit dan berbisik di telinga Rex. "Ini parfum wangi Peony."

Jantung Rex berdebar. "Oh."

"Ayoooo." Canna menarik kedua tangannya.

"Jangan lari-lari, nggak capek apa?"
Canna menggeleng.

"Aku duduk di depan, Kak Rex yang bawa mobilnya." Canna berlari dan segera menuju kursi penumpang.

Mereka menuju restoran yang telah di reservasi oleh nenek Sonya. Sonya segera menyambut Rex dan memberinya kecupan.

"Ganteng sekali cucu nenek.

Rex tertawa. Sonya memeluk Canna, mengucapkan kalimat yang sama pada Canna. Canna hanya tersenyum.

"Simon? Kapan kamu kembali?" Sonya kaget melihat pria itu.

"Hampir sebulan tante."

"Kamu tidak mengunjungi tante."

"Masih banyak kerjaan."

Simon beberapa tahun terakhir telah bekerja dengan keluarga Emery. Menjadi orang kepercayaan.

Menyekap Rasa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang