3.pendekatan

47 28 2
                                    

Tak terasa hampir 1 bulan setengah aku bersekolah disini aku juga sudah mulai mengenal orang orang dikelasku.

Dan sekarang aku sedang pusing memikirkan soal yang sedang aku kerjakan.

Aku dari tadi membaca buku tetapi tidak ada jawabannya.

Aku dan teman temanku sedang berada diperpustakaan sekolah kami diberi soal perkelompok.

Saat aku sedang pokus membaca ada seorang laki laki mendekat padaku.

Dan parahnya dia menyuruh teman sekelompokku untuk pergi.

Aku tidak memperdulikan itu aku tetap fokus.hingga suara itu membuyarkan fokusku.

"Hay"ucap dia dengan senyuman.

"Hay juga"ucapku.

"Kenalin nama gue Riki pratama"ucapnya lagi.

Aku hanya mengangguk saja.

"Btw lo udah punya pacar"tanya riki.

"Kepo"batinku.

"Engga,kenapa?"tanyaku.

Saat aku mengatakan aku engga punya pacar lihatlah wajahnya langsung berbinar seperti memenangkan bonus.

"Engga"ucap riki tersenyum sambil mengelengkan kepala.

Aku hanya mengangguk kan kepala dan langsung fokus kembali ke buku yang sedang aku baca.

Riki salah satu cowok yang ada dikelasku.anaknya engga terlalu tampan,baik mungkin dan kaya itulah definisi dari seorang Riki ananta.

"Hey,udah belum ngerjainnya?"tanya tia.

"Hm...udah kok"ucapku.

"Yaudah yuk kita kumpulin"ajak dia.

"Yuk"ucapku sambil berdiri.

Aku dan tia teman sekelompok jadi wajar aku bersama sudahnya.

Kami mengumpulkan kertas itu kepada bapa guru.

"Ini pak"tia menyerahkan kertas itu.

"Makasih,sekarang kalian boleh istirahat"ucap bapa guru.

Kami menyalami bapa guru dan langsung keluar untuk kekantin.

Saat kami ingin kekantin.kami ketemu sama indah,asri,cinta dan aci.

"Yuk kita bareng kekantin"ucap cinta.

"Yuk"ucap ku dan tia.

Kami berenam berjalan menuju kantin banyak pasang mata menatap pada kami

"tapi tunggu kenapa mereka ngeliatin akunya"batinku

Kami duduk disalah satu bangku kantin dan memesan kepesanan kami.

Saat kami sedang menunggu pesanan kami seseorang menaruh siomay didepan ku.

Aku melihat siapa yang sudah memberikan aku siomay ini.

Dan ternyata dia adalah Riki ia dia lelaki yang ada diperpustakaan tadi.

"Ini buat kamu"ucap riki tak lupa dengan senyum diwajahnya.

"Engga usah aku sedang pesen"tolakku.

"Engga papa kok,ambil aja tadi aku udah bilang sama ibu tini kalau pesenan kamu dibatalin"ucap dia sambil duduk disebelahku.

Aku menggeser sedikit kursiku agar tidak dekat dengannya.

"Tapi aku engga mau makan ini"tolakku sekali lagi.

"Yaudah kamu mau apa aku nanti beliin"ucap dia enteng.

"Engga maksud aku--"belum selesai aku bicara udah dipotong oleh asri.

"Cie yang lagi pdkt"ucap asri dengan senyum ngejek ya itu.

"Cie yang duduk berduaan"ucap salah satu cowok yang ada dibelakang kami.

"Cie"ucap serempak yang ada dikantin.

Aku hanya tertunduk menahan malu.

"Mah,aku ingin nangis"batinku.

Aku langsung memakan siomay yang dia beri untuk menahan maluku dan untung juga uangku tidak berkurang.

Tringgg...

"Untung"batinku

Bell masuk kamipun buru buru pergi dari kantin dan riki dia malah kabur entah kemana.

Sebenernya aku tidak ingin punya pacar karena tujuanku kesekolah ini untuk mencari ilmu bukan untuk mengejar cita-citaku.

Aku tidak ingin mengecewakan kedua orang tuaku.

Aku bukan dari keluarga golongan atas aku hanya anak dari seorang petani.

AKu mulai belajar dengan khusyu mendengarkan ibu guru menerangkan pelajaran.

My love storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang