6.tersenyum karena hal kecil

32 20 0
                                    

Tepat sudah 3 bulan aku bersekolah disini dan hubunganku sudah 1 bulan.

Disaat aku dan riki hubungan tidak ada komunikasi cuman disekolah saja.

Aku juga cuek tapi dia selalu perhatian memberikan apa yang aku suka.

Tapi sudah ku coba tapi tidak ada rasa yang tumbuh dihatiku untuk pacarku riki.

Apa aku egois?apa aku jahat?berpacaran tanpa rasa cinta dan dia harus merasakan cinta bertepuk sebelah tangan.

Disinilah aku di kelas yang riuh karena sudah jam istirahat.aku tidak jajan karena males.

Saat aku bosen saat aku melihat kesisi kanan aku melihat ada dua orang laki laki sedang bermain kertas.

Entah kenapa aku tertarik untuk melihat mereka.ku langkahkan kakiku ke arah mereka.

"Hai,lagi ngapain?"tanyaku.

Mereka berdua melihat kearah aku.

"Hai juga"ucap mereka.

Aku duduk dibangku depannya dan melihat kebelakang.

"Lagi main aja"ucap asep.

Aku mengangguk berarti aku sudah mengerti.

Aku melihat mereka berdua aku tersenyum dikala mereka berdua tersenyum.

Asep.orangnya baik,lucu dan lumayan pinter.

"Nama kamu siapa?"tanyaku kepada mereka.

Walaupun aku sudah 3 bulan bersekolah disini tapi tidak terlalu tau.

"Nami abi Asep"ucap asep memakai bahasa sunda.

Aku tersenyum.

"Aku alwi haris tama"ucap alwi dengan tertawa.

"Salam kenal aku Lia"ucapku memperkenalkan diri.

"Udah tau,siap sih yang engga tau kamu"ucap alwi.

"Masa sih,sebegitu terkenalnya aku"ucapku.

"Aku taulah kamu karena kamu calom ibu dari anak anakku"ucap alwi tertawa.

"Endeuh manehmah karakah modus"ucap asep.

"Biar dia terpincut"ucap alwi tertawa kembali.

"Pincuk,maneh pikir lia teh gado gado kudu dipincuk sagala"ucap asep.

"Lain pincuk tapi pincut bodo"ucap alwi tertawa bersama asep.

Aku melihat mereka tersenyum seakan tidak ada beban dihidupnya.

Tertawa hanya menutupi luka dalam hati.

Aku ikut tertawa bersama mereka rasanya semua beban hilang seketika.

Tersenyum karena hal kecil begitu luar biasa.

My love storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang