5.Jadian

44 22 0
                                    

Matahari sudah bertugas untuk menyinari bumi allah ini.yang membangunkan setiap manusia untuk beraktifitas.

Aku sudah rapi dengan seragam sekolah.

Aku melirik jam tangan ku yang menunjukkan pukul 6:05 aku segera pergi untuk menjemput indah untuk pergi bersama.

Saat aku sudah didepan rumah indah sudah ada wati yang sudah berdiri dirumah indah.

Wati teman kami tapi dia beda kelas.dia selalu setia menunggu indah walaupun lama.

Aku langsung menghampiri wati.

"Udah lama?"tanyaku.

"Lumayan"ucap wati dengan senyum tipis dibibirnya.

"INDAH CEPETAN"teriakku.

"IYA BENTAR"teriakan indah.

kami menunggu beberapa  menit dan akhirnya indah keluar juga dari rumahnya.

"Lama banget"gumamku.

"Maaf"ucap indah.

Kami bertiga berjalan menuju pinggir jalan untuk naik angkot.

Setelah disekolah aku langsung duduk dibangkuku dan indah bergabung dengan grupnya.sebenarnya aku juga ikut tapi aku engga terlalu paham dengan obrolan mereka.

Jadi aku suka sendiri.

Aku melipatkan tanganku diatas meja lalu ku langsung aku menunduk.

Semua orang sibuk karena akan diadakannya acara-acara perlombaan gitu dan diadakan siang nanti dan berhubung aku juga mengikuti perlomba menulis kaligrafi.

Sebenarnya aku engga terlalu suka dan engga bisa juga sih.

"Hai"aku mendongkakkan kepalaku untuk melihat siapa yang menyapaku.

Aku tidak membalasnya cuman tersenyum kecil.

"Kamu ikut lomba kaligrafikan?"tanya riki.

Aku hanya mengangguk.

"Semangatnya"ucapnya.

"Nanti sesudah lomba aku ingin bicara sama kamu"ucap dia.

"Insya allah"ucapku.

"lia,ayo sini sebentar lagi mulai"teriakan indah.

"Alhamdulillah"batinku.

"Aku kesana dulunya"ucapku pada riki.

"Iya semangatnya"ucapnya lagi.

Aku langsung pergi menghampiri ruangan lomba.

Sebelum aku memulai menulis kaligrafi aku mengucapkan dulu "bismilah"batinku.

Setelah melalui masa tegang itu akhirnya aku bisa menyelesaikannya dengan baik tapi entahlah.

Aku langsung keluar dari disapa hangat oleh aci.

"Bagaimana?"tanya aci penasaran.

"Alhamdulillah tadi aku bisa menyelesaikannya"ucapku lega.

"Syukur kalau begitu"ucap aci.

Kami berjalan berdua menuju kelas kami.

"Oh iya tapi riki bilang temui dia dibelakang perpus"ucap aci.

Aku baru ingat tadikan riki menyuruhku bertemu dengannya.

"Temenin aku nya"ucapku memelas.

"Yaudah aku temenin"ucap aci tersenyum.

"Makasih aci"ucapku memeluk aci.

Saat kami sampai dibelakang perpustakaan aku sudah melihat ada riki sendiri.

Belakang perpustakaan kami tidak gelap atau pengap karena terbuka maksudnya perpustakaan kami membelakangi jalan raya jadi rame.

"Kamu udah datang"ucap riki berdiri.

Aku hanya mengangguk.

"Aci kenapa lo ada disini?"tanya sewot riki.

"Suka suka gue lah"ucap ketus aci.

"Aku meminta aci untuk menemaniku"ucapku.

"Oh kamunya"ucapnya tersenyum terpaksa.

"Jadi apa yang mau kamu omongin"tanyaku.

"Aku mau omongin bahwa aku udah jatuh cinta kepada kamu sejak pertama kali kamu sekolah dan aku engga mau kamu jadi milik orang lain.jadi maukan kamu jadi pacarku?"tanya riki.

Aku melongo apa apa ini.ingin rasanya aku menghilang saja.

"Jadi jawaban kamu apa?"tanya ya lagi.

Aku melihat kearah belakangku yang adalah aci.

"Terima aja"gumam aci.

Aku melihat lagi riki dimatanya memancarkan permohonan agar aku menerimanya.

Aku semakin binggung jija aku menolak aku bakal merasa bersalah tapi jika aku menerimanya aku takut dia yang tersakiti.

"Jadi?"tanyanya lagi.

"Engga sabaran banget sih"batinku

"Yaudah aku mau jadi pacar kamu"ucapku ragu.

Aku melihat riki tersenyum bahagia dan dia melompat lompat.

"Asik dapat pj(pajak jadian)"ucap aci.

Aku melihat aci tersenyum aku juga ikut tersenyum.

"Ini ambil uang gue"riki menyerahkan uang 2 ribuan yang engga tau jumlahnya.

"Traktir semua genk lo"lanjut riki.

"Ini beneran?"tanya aci menatap uang itu ditangannya.

"Iya"ucap mantap riki.

Aku tidak mengeluarkan satu patah katapun.

Aku hanya melihat orang yang dihadapanku bahagia dan aku ikut bahagia.

"Makasihnya kamu udah mau nerima aku"ucap riki tersenyum lebar.

"Iya"ucapku tersenyum tipis.

"Yaudah aku pergi kekelas dulunya"pamitku.

Riki hanya mengangguk sebagai jawaban.

Aku pergi ke kelas dengan hati yang tidak karuan sama sekali sudah banyak orang yang menanyakan hubunganku dengàn riki.

Aku hanya tersenyum canggung.

Aku duduk dibangkuku dan tidak mendengarkan semua orang bukan aku engga suka jadian sama riki tapi aku engga suka menjadi bahas perguncingan orang orang.

My love storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang