▪️▪️▪️
"Dia hanya duduk di pojok kelas, tanpa bicara dan juga tanpa teman," cerita Naeun lagi, sejak tadi bocah 7 tahun tersebut yang menjadi bintang, ia terus bercerita tentang sekolah dan teman-temannya, Tzuyu sedikit tak berminat bukan karena acuh, melainkan ia masih memikirkan kejadian yang membuat Jungkook terjatuh tadi.
Agaknya, diamnya Tzuyu justru mengundang tanya dari Jihyo. Memang sudah menjadi kebiasaannya untuk lebih sensitif terhadap lingkungan sekitar, dan adik iparnya ini justru menjadi perhatian utamanya kini.
"Memikirkan sesuatu?" tanya Jihyo membantu Tzuyu mengeluarkan makanan-makanan yang mereka bawa di meja.
Tzuyu menoleh dan hanya menggelengkan kepala.
"Ibu boleh aku bermain bersama mereka?" tanya Naeun menarik baju Jihyo membuat fokus mereka teralih, sebuah acungan jempol membuat anak berponi rata itu memekik senang dan berlari.
"Hati-hati terjatuh Sayang," Jihyo sedikit berteriak agar Naeun bisa mendengarnya.
"Jihyo, Tzuyu, kalian bisa menyelesaikan ini? Ibu perlu bicara dengan pengurus panti," dan keduanya mengangguk membuat nyonya Jeon pergi.
Tzuyu kembali mendesah, padahal ia kira kunjungan kali ini akan lebih menyenangkan.
"Bosan?" tanya Jihyo lagi membuat Tzuyu kali ini sedikit berpikir, apakah kakak iparnya punya kemampuan khusus?
Sekilas ingatan membuat Tzuyu menegakkan tubuhnya dan kembali melihat Jihyo yang menyusun makanan itu dengan rapi.
"Eonnie," panggil Tzuyu menghentikan aktivitas Jihyo.
"Apa--apa kelanjutan ceritamu waktu itu?" tanya Tzuyu membuat Jihyo menautkan alisnya.
"Cerita yang mana?"
"Tentang psikiater yang--"
"Oh itu, iya aku ingat," sahutnya membuat Tzuyu mengangguk, ia kemudian menunggu kelanjutan dari Jihyo.
"Tapi tidak ada kelanjutannya, sepertinya benar itu hanya rekayasa," lanjut Jihyo membuat Tzuyu mendesah karena tak mendapat jawaban yang ingin.
"Kenapa kau tiba-tiba bertanya?" tanya Jihyo lagi penuh selidik, Tzuyu diam memikirkan jawaban yang paling tepat.
"Ah sudah, lagipula jika Jungkook tau, dia akan mencecarku, adik tidak tau diri memang," umpat Jihyo mengingat ia dan adiknya memang tak pernah akur.
Tzuyu kembali termenung sambil menatap Jihyo yang sepertinya menikmati perannya sekarang, sampai akhirnya sebuah pertanyaan mendominasi pertanyaan lain di kepalanya.
"Eonnie,"
"Hm?" sahut Jihyo yang masih menata sumpit.
"Apa mungkin jika--pengaruh mimpi benar adanya?"
🖤🖤🖤
Kaki jenjangnya kembali menyusuri teras dan mata menatap bunga-bunga di pot kecil yang berjejer. Ini waktu makan siang, tapi Tzuyu tak merasa lapar sama sekali, ia memilih keluar sejenak memikirkan jawaban yang ia dapat dari Jihyo.
![](https://img.wattpad.com/cover/199928065-288-k931695.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Portrayal [COMPLETED]
FanfictionAwalnya Tzuyu menganggap semua kehidupannya mulai menapaki kata sempurna. Menikahi pria idaman yang sangat ia cintai, mendapatkan keluarga baru yang menerimanya sangat baik hingga keberhasilan karir yang dicapai sang suami mulai merambah ke titik pu...