14# Teror

788 150 18
                                    

Wanita itu mengerutkan kening, memberi pertanda pada semua orang bahwa kesadarannya telah kembali. Ia meringis memegangi pelipis yang terasa berdenyut nyeri, semua objek yang ia lihat pertama kali tiba-tiba menjadi jamak dan sedikit berputar.

"Jihyo?"

Jihyo mengalihkan pandangan ke samping, mendapati sang ibu yang terlihat khawatir kepadanya, lalu beralih lagi ke sisi yang lain saat merasakan usapan tangan lembut, ada Yoongi di sana.

"Noona kau tidak apa-apa?" Jihyo kembali menoleh, mendapati sang adik yang berdiri di sisi yang sama dengan sang ibu. Jihyo bangkit, dengan cepat ia meraih tangan Jungkook membuat semua orang menautkan alis tak mengerti.

"Jungkook, Tzuyu--"

Kalimat Jihyo terhenti saat melihat seseorang yang masuk, semua orang menatap ke sisi yang sama membuat perempuan yang tengah membawa nampan kini mengerjapkan matanya.

"Maaf, aku membuatkan--"

"Pergi!" teriak Jihyo membuat semua orang kembali menatapnya bingung, Tzuyu yang mendapat teriakan kini justru menatap Jungkook penuh tanya, baru saja ia ingin melangkah untuk memberikan teh hangat yang dibawanya Jihyo justru turun dari ranjang dengan sedikit tergesa dan berniat menyerang Tzuyu.

Menyadari hal itu Tzuyu melangkah mundur, beruntung Jungkook dan Yoongi bergerak tak kalah cepat, Yoongi menarik tubuh Jihyo dan Jungkook beralih berdiri di antara kakak dan istrinya bermaksud melindungi Tzuyu.

"Lepaskan aku! Dia bukan Tzuyu! Dia bukan Tzuyu!" teriak Jihyo histeris membuat keadaan semakin panik, Yoongi sedikit kesulitan menahan Jihyo yang benar-benar ketakutan, wanita itu seperti ingin membuktikan pada semua orang bahwa adik iparnya bukanlah sosok Tzuyu yang sebenarnya.

Jungkook beralih, mengambil nampam di tangan Tzuyu dan merangkul sang istri dengan sebelah tangannya, membawanya keluar kamar.

"Oppa," panggil Tzuyu dengan nada sedih membuat Jungkook menatapnya sekilas, lelaki itu masih membawa Tzuyu tanpa berniat mengeluarkan kalimat apa-apa, "Oppa, apa yang terjadi? Kenapa semuanya seperti ini?"

Tzuyu sendiri bingung, seingatnya dia hanya pergi ke dapur untuk membuatkan teh hangat, tetapi saat Jihyo sadar justru ia hendak menyerangnya.

Jungkook menyimpan nampan tersebut ke meja, lalu menarik kursi makan agar Tzuyu duduk di sana.

"Tenangkan dirimu, hm?" ucap lelaki itu setelah menarik kursi lain dan duduk di hadapan Tzuyu, ia melihat bagaimana wajah sang istri dipenuhi rasa bersalah, membuatnya tak tega dan beralih untuk menarik tubuh Tzuyu dalam pelukannya.

Jungkook selalu menjadi tempat paling nyaman untuknya menumpahkan segala keluh kesah, wanita itu menggigit bibir bagian dalam dan meremat kuat baju Jungkook, namun tetap saya air mata itu jatuh.

"Oppa, sebenarnya apa yang terjadi padaku?" tanya Tzuyu membuat Jungkook memejamkan mata, memilih untuk menenangkan Tzuyu dengan mengusap punggungnya lembut, "Kenapa aku jadi menyusahkan banyak orang?"

Jungkook melukar pelukannya, ibu jarinya bergerak untuk menghapus bekas tangisan Tzuyu, lalu ia menarik dagu sang istri agar menatapnya.

"Kita akan mencari tau semuanya, dan kita akan tetap bersama, hm?" Tzuyu kembali menundukkan wajah dan meremat ujung rok yang ia kenakan.

"Aku semakin merasa bersalah, harus mendatangi psikiater bukan hanya menjadi beban bagiku, tapi kalian juga, kalian pasti kesulitan menghadapi kabar yang tidak-tidak tentang itu."

"Aku tidak peduli, sama sekali tak peduli, kau masih yang lebih penting bagiku."

"Oppa ini bukan hanya tentang kita, tapi keluarga kita." jelas Tzuyu penuh penekanan. Jungkook menarik napas dalam dan memejamkan matanya sesaat.

Portrayal [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang