▪️▪️▪️
Tzuyu terdiam, terguncang dalam diri dengan memilih diam. Ia hanya meremat selimut yang menutupi kakinya, sedang dirinya bersandari di kepala ranjang seolah butuh topangan. Gadis itu bahkan berusaha menekan deru napas, berusaha menejamkan pendengaran untuk bisa menangkap suara-suara sejernih mungkin.
Untuk beberapa kali, air matanya meluruh jatuh, mendengar suara teriakan dan juga suara barang pecah yang dilempar cukup keras.
Suasana hatinya semakin buruk ketika harus kembali pada fakta bahwa, dirinya adalah penyebab semua pertengkaran yang ada.
Tzuyu mendongakkan kepala menatap langit-langit kamar, rasanya begitu perih. Menjadi sosok asing yang dengan penuh kasih sayang dan cinta Tzuyu diterima di rumah ini dan menjadi bagian dari orang-orang kesayangan, tapi kini justru ia yang sering menjadi sumber perdebatan, dan mungkin ini perdebatan paling serius yang terjadi, entah di masa depan.
Gadis itu menggeserkan tubuhnya, beralih membaringkan diri dan menarik selimut untuk menutupi hingga dagu, menggigit bibir bagian dalamnya ketika teriakan itu kembali terdengar.
Memilukan mengingat bagaimana canda tawa yang tercipta antara Jungkook, Jihyo dan ibu mereka, membuat Tzuyu merasa hangat dan rindu akan rumahnya sendiri terobati. Tapi malam ini, kakak beradik itu saling berdebat, belum lagi ibu Jungkook juga menjadi pihak lawan. Membayangkan bagaimana perasaan Jungkook yang harus mengorbankan salah satu diantara tiga wanita di hidupnya membuat dada Tzuyu semakin terasa sesak.
Sebab, ia tahu betul bahwa pria yang menikahinya ini, selain sangat mencintainya juga sangat menyayangi ibu dan kakaknya. Dan Tzuyu tahu, berdiri di keadaan yang sekarang sama halnya seperti menghadapkan Jungkook pada dua pilihan sulit.
Tuhan, aku tidak mau seperti ini.
🖤🖤🖤
"Tzuyu, kau menampar Jihyo? Kenapa?"
Pertanyaan nyonya Jeon seakan mengantar Tzuyu pada isak tangis yang sejak tadi ditahannya. Gadis itu membiarkan air mata berjatuhan dengan kepala yang menggeleng kuat, menatap Jihyo penuh rasa bersalah. Sedangkan gadis yang masih diam karena keterkejutan atas tamparan pertama yang didapatnya hanya menatap Tzuyu tak percaya.
"Jihyo, kau tidak apa-apa?" tanya nyonya Jeon yang kini mencoba membantu Jihyo berdiri, namun gadis itu menolak dan memilih mendekat ke arah Tzuyu, mencekal kedua lengan adik iparnya kuat.
"Tzuyu! Hentikan!" teriaknya melihat Tzuyu dengan kasar meremas kepala dan menjambak rambutnya sendiri.
"Hentikan Tzuyu! Apa yang kau lakukan?!" teriak Jihyo lagi karena kini gadis di depannya ini malah semakin histeris.
"Tzuyu!" teriak nyonya Jeon yang ikut panik saat Tzuyu malah menampar kasar wajahnya sendiri sekarang dengan tangisan yang memenuhi ruangan, ia terus meneriakkan kata maaf pada Jihyo.
"Tzuyu cukup! Aku tidak apa-apa! Hentikan melukai dirimu sendiri!" teriak Jihyo lagi mencoba menarik kedua tangan Tzuyu dan mencekalnya.
"Tzuyu! Hentikan!"
"Maafkan aku Eonnie! Maafkan aku!"
Jihyo menggelengkan kepalanya kuat, menatap Tzuyu penuh khawatir.
"Aku tidak apa-apa Tzuyu! Hentikan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Portrayal [COMPLETED]
FanficAwalnya Tzuyu menganggap semua kehidupannya mulai menapaki kata sempurna. Menikahi pria idaman yang sangat ia cintai, mendapatkan keluarga baru yang menerimanya sangat baik hingga keberhasilan karir yang dicapai sang suami mulai merambah ke titik pu...