Epilog

1.1K 146 33
                                    

Tzuyu menatap pantulan dirinya di cermin. Baju hamil berwarna peach, rambut yang dibiarkan tergerai rapi serta jam kecil di tangan kirinya benar-benar membuatnya terlihat sangat cantik.

Perutnya yang sudah semakin membesar diusap pelan, sedang ia berusaha bersikap tenang dengan terus menarik napas dalam.

Suara ketukan pintu terdengar, tak lama Tzuyu bisa melihat seseorang yang datang dari pantulan cermin yang sama.

"Sudah siap?" tanyanya membuat Tzuyu memutar tubuh, menghadap orang itu, Jihyo. Agaknya Jihyo mengerti apa yang menjadi masalah Tzuyu sekarang, itu kenapa ia mengusap pelan pundak adik iparnya. "Takkan pernah ada seseorang yang siap untuk kemungkinan terburuk, Tzuyu. Tapi setelah apa yang kita lewati bukankah harapan itu masih tetap ada?"

Jihyo mengusap pelan kepala Tzuyu dan tersenyum. "Jika kau tidak siap, kita bisa menundanya."

"Tidak, Eonni." Tzuyu menggenggam tangan Jihyo. "Seberat apa pun itu aku akan menghadapinya sekarang."

Jihyo tersenyum. "Baiklah, jika begitu ayo, jangan biarkan si kecil menunggu terlalu lama, hm?" tuturnya mengusap lembut perut Tzuyu.

🖤🖤🖤

Mereka keluar dari mobil, lalu setelah mengurus beberapa hal kini diantar oleh seorang petugas menuju tempat tujuan. Gugup, itulah yang mereka rasakan. Melihat bagaimana orang-orang di sekitarnya menyisakan rasa pedih, mengingat hal buruk yang teramat berat harus menimpa orang tersayangnya.

"Itu tuan Jungkook," ucap orang yang mengantar membuat mereka terhenti dari inspeksi area sekitar. Hati Tzuyu mencelos melihat bagaimana sosok pria yang teramat dicintainya itu duduk seorang diri dengan pakaian senada seperti yang lainnya. "Tuan Jungkook sudah stabil, ia bisa diajak pulang."

Tzuyu melihat bagaimana Jihyo dan ibu mertuanya berusaha menahan air mata. Depresi yang dialami Jungkook hingga membuat lelaki itu hampir membunuhnya enam bulan lalu mengharuskan mereka tega membiarkan lelaki Jeon itu dirawat secara intensif oleh bagian kejiwaan.

Dan sekarang saatnya pria itu kembali.

Tzuyu menarik napas dalam, lalu mulai melangkah perlahan. Sekuat tenaga ia menahan air mata yang terus saja jatuh seiring dengan langkah yang semakin dekat. Ulu hatinya benar-benar terasa ditusuk saat bisa mendengar gumaman lelaki itu.

"Tzuyu aku mencintaimu, maafkan aku."

"Oppa," panggil Tzuyu membuat Jungkook berhenti dan menoleh. "Jungkook Oppa."

"Tzuyu?"

Tzuyu mengangguk. "Iya, Oppa, ini aku."

"Tzuyu!" Jungkook menarik kedua tangan wanita itu dan menciumnya bergantian, terisak dan terus saja mengucapkan maaf.

"Oppa--"

"Maafkan aku, Tzuyu, maafkan aku."

Tzuyu menggeleng, ia duduk di samping Jungkook dan mencium kedua tangan suaminya. "Tidak, Oppa. Maafkan aku juga."

Jungkook memeluk erat Tzuyu, terisak di bahu wanitanya. Tangis yang terdengar sangat pilu dengan semua kalimat penyesalan yang diutarakan.

"Maaf, Tzuyu," lirih Jungkook, Tzuyu menggelengkan kepala, mengusap lembut wajah suaminya dan mengecup kening Jungkook.

"Kau tidak bersalah, Oppa, berhenti minta maaf padaku."

Portrayal [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang