Tzuyu masih sibuk menyiapkan sarapan di meja makan, menatanya dengan rapi dan mengisi gelas-gelas dengan air putih saat Jungkook datang menghampiri dan meminta bantuan untuk memasangkan dasi. Perempuan itu hanya menggelengkan kepala saat kini Jungkook merangkul pinggangnya.
"Boleh aku membawa bekal lebih banyak hari ini? Ada kolega yang akan datang."
"Siapa?"
"Tuan Jung, kebetulan dia sangat menyukai makanan rumahan."
"Kenapa Oppa tidak bilang? Jika tau aku akan menyiapkan lebih banyak lauk untuk kau bawa."
"Ini mendadak, itu sebabnya aku tak bisa menemanimu untuk bertemu dengan Chen-Ssi hari ini." Tzuyu sempat terhenti sejenak mendengar nama psikiater itu disebutkan, Jungkook tak menyadari bahwa tatapan mata Tzuyu berubah dalam hitungan detik, gadis itu kembali tersenyum dan mengangguk, "Kau tidak apa-apa?"
"Tidak masalah, aku bisa berangkat sendiri, ayo sarapan." Tzuyu melangkah begitu saja meninggalkan Jungkook yang kini menatap bersalah ke arahnya, lelaki itu menyusul Tzuyu dan memeluknya dari belakang, membuat pergerakan Tzuyu kembali terhenti.
"Maafkan aku, Tzu, aku tau ini berat untukmu, tapi melakukan ini juga tak pernah mudah bagiku." Tzuyu tertegun sesaat sebelum akhirnya mengerjapkan mata dan kembali mengangguk, ia mengusap tangan Jungkook yang bertumpu di atas perutnya.
"Tidak apa, Oppa, setiap pilihan selalu ada konsekuensi yang ditimbulkan, aku percaya kau tak ingin berniat buruk, lambat laun aku bisa menerima semuanya."
Jungkook membalikkan tubuh Tzuyu dan mengecup keningnya cukup lama.
"Terima kasih karena selalu mengerti aku walau aku sering gagal memahamimu, Tzuyu," Tzuyu mengangguk dan tersenyum, "Aku sudah menelepon Jihyo Noona, dia mengatakan bersedia untuk mengantarmu pagi ini."
🖤🖤🖤
Sudah lebih dari lima menit Jihyo diam menunggu di belakang setir mobil, menggenggam erat benda bundar itu dan sesekali mengetukkan jarinya di sana. Netranya masih terus mengawasi di balik jendela tentang kedatangan seorang wanita yang tak lain adalah adik iparnya, Tzuyu.
Bukannya ia tak berniat mendatangi apartemen mereka, hanya saja Tzuyu mengatakan agar ia menunggu saja karena dirinya takkan lama bersiap. Jihyo meraih ponselnya, melihat pesan terakhir yang Tzuyu kirimkan, lalu kenapa gadis itu belum datang?
Jemarinya menari di atas layar, memilih ruang obrolan ia dan sang adik, membaca kembali pesan-pesan yang ada sebelum sampai pada pesan terakhir yang masih belum ia berikan balasan, belum bisa tepatnya.
Jungkook
|Noona, boleh aku bertanya?
|Tzuyu melarangku mengatakan ini, tapi ini sedikit menggangguku selama beberapa hari terakhir
|Bukankah kau percaya hal mistis? Lalu kenapa kau tidak memercayai Tzuyu?Jihyo mendesah, menyimpan kembali ponselnya dan menundukkan kepala, bersandar pada setir mobil dan memejamkan mata.
"Astaga!" pekiknya ketika terdengar suara ketukan yang cukup keras dari arah kaca mobil, ia mengedarkan pandangan ke sekitar basement namun tidak menemukan tanda keberadaan seseorang berada dalam radius dekat untuk melakukan hal itu.
Jihyo kembali mengambil ponselnya berniat untuk menelepon Tzuyu, namun ia kembali terkejut saat terdengar lagi suara ketukan dari arah samping, Jihyo memekik mendapati seseorang yang tengah melambaikan tangan ke arahnya sekarang.
![](https://img.wattpad.com/cover/199928065-288-k931695.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Portrayal [COMPLETED]
FanfictionAwalnya Tzuyu menganggap semua kehidupannya mulai menapaki kata sempurna. Menikahi pria idaman yang sangat ia cintai, mendapatkan keluarga baru yang menerimanya sangat baik hingga keberhasilan karir yang dicapai sang suami mulai merambah ke titik pu...