16# Resah

672 141 9
                                    

Jungkook kembali membalikkan tubuh, terlentang menatap langit-langit kamar. Rasanya percuma sejak tadi berusaha mengikuti naluri lelah dan kantuk yang tak kunjung bisa membawanya terlelap.

Ia menyerah takkan lagi mengelak tentang resah yang sejak tadi menggelayuti pikirannya. Dilirknya Tzuyu yang sudah pulas di sampingnya, terlelap menyelipkan kedua telapak tangan di bawah kepala. Jungkook kembali mengubah posisi, menghadap Tzuyu yang terlihat damai dalam tidurnya.

Nanar di mata Jungkook terlihat jelas, membingkai sosok cantik yang sangat dicintainya. Semua rasa buruk menyangkut Tzuyu memburu dalam benak lelaki itu, rasa sedih dan menyesal membuat Jungkook merasa gagal, merasa menjadi manusia paling buruk untuk istrinya.

"Maafkan aku," lirih Jungkook mengarahkan tangan menyentuh lembut surai panjang milik Tzuyu, menyelipkannya di balik daun telinga, "Bahkan saat kita sudah bersama aku tetap tak bisa menjagamu sepenuhnya."

Jungkook mendekatkan wajah, mengecup singkat bibir Tzuyu dan memeluk erat wanita itu, membuat Tzuyu sedikit menggeliat.

"Aku akan menyelesaikan semuanya, semua akan baik-baik saja," Jungkook terhenti saat air matanya melucur membasahi bantal, "Tapi aku mohon, Tzu, tetaplah kuat, tetap baik-baik saja dan tetaplah untuk berada di sampingku."

🖤🖤🖤

Pekik riang menjadi pengisi suara paling menyenangkan. Sejak kedatangannya tadi anak-anak itu tak berhenti bersorak. Setelah mendapat izin dari Jungkook dan diantarkan oleh lelaki itu di sinilah Tzuyu berada, di panti asuhan milik ibu mertuanya.

Ada beberapa barang dan makanan yang Tzuyu bawa, dan setelah selesai menyimpan semuanya di dalam panti Jungkook bergegas pergi ke kantor, menurut lelaki itu ada meeting penting yang tak bisa ditinggalkan.

"Terima kasih, Bibi."

"Sama-sama," ucap Tzuyu lembut pada anak perempuan berponi yang kini sudah berlari membawa hadiah miliknya. Tzuyu tersenyum, merasa senang karena bisa berbagi kebahagiaan dengan anak-anak yang kurang beruntung di sini. Tangannya mengarah mengusap pelan perut yang masih rata, mengetahui bahwa sebentar lagi hidupnya akan menjadi sempurna karena kehadiran malaikat kecil buah cintanya dengan Jungkook.

Senyuman Tzuyu terhenti saat matanya menangkap sosok yang amat ia kenal tengah berada di posisi yang tak jauh berbeda ketika kali pertama pertemuan mereka. Tzuyu mendesah, menggelengkan kepala pelan sebelum meraih satu hadiah dan berjalan mendekat pada anak yang masih duduk diam di bangku teras samping.

"Mansae," panggil Tzuyu membuat anak lelaki itu mendongak, namun Tzuyu sepertinya tak bisa berharap lebih pada pemuda kecil ini, ia memilih duduk di samping Mansae setelah tidak mendapat jawaban. "Ini untukmu."

Mansae tak merespons, hanya menerima hadiah tersebut.

"Kau hanya akan diam saja? Tidak akan mengatakan sesuatu?"

"Terima kasih."

Tzuyu kembali mendesah, hampir menyerah menghadapi Mansae setiap kali mereka bertemu.

"Ada apa, Mansae?" tanya Tzuyu lembut membuat anak itu menoleh ke arahnya lalu menggelengkan kepala sebelum kembali menunduk. "Kau tidak senang aku datang? Tidak senang dengan hadiah dan makanan yang kubawa? Kenapa tidak bermain dengan teman-temanmu?"

Mansae masih tetap diam, memandang lekat hadiah yang Tzuyu berikan padanya tadi. Tangan Tzuyu terulur mengusap lembut kepala Mansae.

Portrayal [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang