▪️▪️▪️
Dengan penuh keraguan, Tzuyu akhirnya memutuskan untuk mendekati anak lelaki yang sejak tadi hanya lekat diperhatikannya.
Tidak seperti yang lain, anak lelaki itu hanya diam duduk memadangi teman-temannya yang asik bermain dan berebut hadiah.
Hari ini, kali pertama Tzuyu diajak oleh ibu mertuanya untuk mengunjungi panti asuhan yang merupakan bagian dari lembaga sosial milik keluarga Jeon.
"Hai," sapa Tzuyu setelah duduk di samping anak itu.
"Hai," sapanya membalas Tzuyu, dan kembali memandang ke arah teman-temannya. Untuk sementara waktu, Tzuyu hanya diam, melihat secara bergantian anak di sebelahnya dan juga anak-anak lain yang bermain.
"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Tzuyu membuat anak itu meliriknya.
"Duduk," jawabnya singkat dan kembali menatap ke depan.
Tzuyu mengerjapkan mata, ia tahu anak itu memang sedang duduk. Tapi bukan itu maksudnya.
"Kenapa tidak bermain dengan teman-temanmu?"
"Kenapa Bibi juga tidak membantu yang lain menyiapkan makan siang?"
Tzuyu dibuat menganga, maksud hati niatnya itu baik, tapi kenapa anak ini malah membalikkan semua perkataannya?
"Siapa namamu?" tanya Tzuyu lagi membuat anak itu kembali menoleh.
"Aku tidak memberitau namaku pada orang asing, Ibu mengajariku begitu,"
"Ah begitu, baiklah, namaku Tzuyu, Jeon Tzuyu, siapa namamu?" tanya Tzuyu lagi kembali mengulurkan tangan. Terlihat jelas, anak itu menarik napas dalam dan menjabat tangan Tzuyu.
"Mansae, Lee Mansae,"
Tzuyu tersenyum, melihat tangannya yang berjabat dengan tangan mungil milik bocah bernama Mansae tersebut.
"Mansae, boleh aku bertanya?"
"Bibi, sejak tadi kau bertanya tanpa persetujuanku,"
Lagi-lagi Tzuyu kalah oleh anak yang ia taksir usianya masih kurang dari 10 tahun.
Kali ini, Tzuyu lebih memilih diam, ikut memandangi pusat yang sejak tadi menyita perhatian bocah di sebelahnya.
Sesekali, Tzuyu tertawa melihat kelucuan mereka, tapi tidak dengan Mansae yang masih saja memasang wajah datarnya.
"Mansae, kau tidak tertawa?"
"Karena aku tidak ingin,"
Tzuyu mendesah, ia ingat seseorang yang dulu sama kakunya seperti anak ini.
"Mansae, kau tau? Melihatmu membuatku berpikir tentang seseorang yang kukenal, apakah di usiamu dia juga melakukan hal yang sama? Karena dia sama dinginnya sepertimu saat ditanya oleh orang baru,"
"Aku tau," Tzuyu membelalakkan matanya dan menutup mulut.
"Kau tau? Sungguh? Bagaimana bisa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Portrayal [COMPLETED]
FanfictionAwalnya Tzuyu menganggap semua kehidupannya mulai menapaki kata sempurna. Menikahi pria idaman yang sangat ia cintai, mendapatkan keluarga baru yang menerimanya sangat baik hingga keberhasilan karir yang dicapai sang suami mulai merambah ke titik pu...