18# Mencoba Menerka

674 141 18
                                    

"Tzuyu!"

Jungkook mencoba menelan salivanya walau sulit, mendapati dinding berwarna krem ketika membuka mata terasa seperti tekanan berat baginya. Dengan napas terengah dan keringat yang berleleran ia mencoba memahami semua yang baru saja dialami.

Lelaki itu meremat kuat rambutnya, tidak memahami apa saja yang sudah ia lewati. Ini terlalu sulit untuk diterka dan dicari tau kebenarannya.

"Mimpi dalam mimpi?" gumam Jungkook ketika mengingat lagi kejadian mengerikan yang baru saja ia lihat, tidak, seperti ia alami.

Jungkook mendesah, mendapati jarum jam yang sudah menunjukkan angka delapan. Lelaki itu mengurut kening yang terasa pening sebelum akhirnya menyibak selimut dan berjalan keluar.

Aroma harum masakan yang pertama kali menyambut pria tersebut. Langkah Jungkook terhenti sesaat ketika melihat Tzuyu yang sudah sibuk dengan celemek yang dipakainya.

Pergerakan Tzuyu terhenti ketika lelaki itu memeluknya erat, menenggelamkan wajah di bahunya. Tzuyu tersenyum, melirik Jungkook sekilas sebelum mengusap kepala lelaki tersebut.

"Kau sudah bangun, Oppa?" tak ada jawaban, Jungkook semakin mengeratkan pelukannya. "Oppa, ada apa?"

"Tidak ada."

Tzuyu mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya diam, membiarkan Jungkook merasa lebih tenang. Wanita itu tahu jika ada sesuatu yang dipikirkan suaminya, terlebih setelah kepulangan Jungkook dari bertemu dengan Jihyo, Tzuyu sering mendapati pria itu melamun.

"Oppa aku membuat pancake untuk sarapan kita, kau ingin sirup apa?" Jungkook mengangkat kepala, lalu tersenyum mendapati dua piring yang sudah diisi hasil olahan Tzuyu.

"Apa saja, hanya aku minta kopi untuk menemani pancakenya." Tzuyu mengerutkan dahi, tapi kemudian ia mengangguk.

"Baiklah," sahutnya singkat sebelum membalikkan tubuh, mengecup sekilas lelaki itu. "Aku akan membuatkan kopi yang enak, tapi sembari menunggu lebih baik Oppa mandi, aku sudah menyiapkan bajunya tadi."

Tzuyu mengangkat kedua alis ketika tak mendapat respons dari Jungkook, lelaki itu malah diam sambil menatapnya lekat.

"Oppa?"

"Kau baik-baik saja?" Tzuyu mengerjap sebelum akhirnya mengangguk. "Jawab aku."

"Aku baik-baik saja, Oppa. Seperti yang kau lihat." Tzuyu membuka kedua tangannya seraya menunjukkan keadaan. "Aku masih merasa mual jika pagi, tapi aku mengikuti semua anjuran dokter. Makan dengan baik, minum vitamin dan meminum susu secara rutin."

Jungkook tersenyum, mengusap pelan puncak kepala Tzuyu. Sejujurnya bukan itu yang Jungkook maksud, tapi ia tak ingin mematahkan hati Tzuyu walau dengan hal sekecil apa pun.

Tzuyu memejamkan matanya ketika mendapat ciuman di kening, lalu kembali tersenyum saat Jungkook mengusap pelan pipinya.

"Bagus, kau memang harus baik-baik saja, kau dan anak kita."

"Tentu saja, Oppa. Lebih baik sekarang kau pergi mandi, agar kita bisa segera sarapan."

🖤🖤🖤

"Aku akan pulang secepat mungkin, jika terjadi apa-apa kau harus menghubungiku, hm?" Tzuyu memelankan kunyahannya, entah sudah berapa kali Jungkook mengatakan itu. "Tzuyu?"

"Aku mengerti, Oppa. Kau tidak perlu khawatir."

Kali ini Jungkook yang terdiam, ia mengurungkan niat untuk menyesap kopinya, memilih menatap Tzuyu yang terlihat murung sambil memotong pancake di piringnya. Jungkook tahu wanitanya salah paham.

Portrayal [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang