Bahkan seseorang yang terlihat baik-baik saja pun bisa sakit dan sesak secara yang bersamaan.
Matahari sudah menunjukkan sinarnya yang masuk lewat celah-celah jendela kamarnya. Adzan subuh sudah berganti embun pagi. Tapi tak membuat tidur seorang gadis terbangun. Gadis itu bahkan mengeratkan selimutnya hingga atas kepala karena merasa kedinginan. Kepalanya pusing, matanya sulit untuk di buka dan badannya menggigil panas dan kedinginan menjadi satu.
Tapi ia tak mau di anggap lemah. Mungkin hari ini dirinya tak berangkat sekolah karena tubuhnya sedang dalam kondisi yang tak baik. Dengan jalan sempoyongan seperti orang yang mabuk, ia mencoba untuk menguatkan badannya sendiri. Matanya terlihat sayu karena panas yang menjalar begitu cepat di badannya. Saat turun dari tangga, bahkan ia ingin terjatuh jika Marni tak menolongnya. Zidan pun hanya bisa melihat Lembayung yang ingin terjatuh dan tetap melanjutkan makannya tak peduli.
"Masyaaallah, badannya panas banget," ucap Marni saat kulitnya bersentuhan langsung dengan kulit Lembayung yang terlihat pucat.
Zidan hanya memasang kupingnya baik-baik. Ia tak mau ambil pusing dan terus melanjutkan makannya.
"Bayung sakit?" tanya Marni khawatir.
Lembayung pun tersenyum dan menggeleng lemah. Ia pun kemudian duduk di depan Zidan dan mendaratkan kepalanya di meja makan. Membuat Zidan sontak menatap ke arahnya dengan pandangan yang sulit di artikan.
"Marni, tolong buatkan susu hangat," pinta Lembayung dengan suara lemah.
"Lo gak sekolah?" tanya Zidan akhirnya membuka suara.
Dengan pelan-pelan ia menegakan badannya. Mata sayu miliknya menatap mata Zidan yang begitu tajam.
"Enggak, kak. Aku udah kirim surat, kok," balas Lembayung sembari membenarkan letak kaca matanya.
Saat matanya bertemu dengan mata sayu milik gadis cupu itu, ia merasa khawatir dan cemas dengan kondisi kesehatan wanita itu.
"Gue gak tanya," balas Zidan dingin.
Lembayung pun hanya diam. Dirinya tak mau berurusan dengan suaminya yang selalu bersikap kasar padanya. Tak lama setelah itu, Zidan pun pergi tanpa mengucapkan satu patah kata apapun. Lembayung pun hanya diam.
"Lo ada masalah sama Zidan?" tanya Marni sembari memberikan susu hangat.
"Makasih. Enggak, kok. Setiap hari emang dia selalu gitu," balas Lembayung kemudian meminum susu hangat itu.
Marni pun duduk di samping Lembayung. Ia merasa khawatir dengan kondisi kesehatan majikannya itu. Badannya yang lesu, dan pucat membuat dirinya cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Queitly
Fanfiction{COMPLETED} #Rank 1 Model (8 Juni 2020) #Rank 1 profesi (13 Juni 2020) #Rank 1 Cupu (28 Juni 2020) #Rank 1 cupu (31 Juli 2020) #Rank 1 Indonesia membaca (24 Desember 2020) #Rank 1 sweet (24 Desember 2020) #Rank 1 Profesi (24 Desember 2020) #Rank...