Melepaskan orang lain untuk orang yang lebih baik terkadang penting untuk dilakukan. Setiap orang baru menyadari jika sudah merasakan arti kehilangan yang sebenarnya.
Tangan yang saling bertautan membuat mereka berdua menjadi sorotan bagi yang melihatnya. Mereka terlihat serasi walaupun yang satunya terlihat cupu dan sederhana. Mata yang terus menyorot ke arah mereka membuat Lembayung merasa risih dengan tatapan iri mereka semua.
"Kak, aku malu. Lepasin, ya," cicit Lembayung pada Zidan yang terus menggenggam tangannya.
Zidan menoleh sejenak. Ia kemudian melanjutkan langkahnya dan menggenggam erat tangan mungil istrinya itu. Ia menghiraukan tatapan mereka yang menatap ke arah mereka dengan tatapan iri. Bagi Zidan pandangan seseorang tak lebih penting untuk di anggap serius. Mereka hanya bisa berbicara tanpa tahu yang sebenarnya.
"Kak," pinta Lembayung sembari berusaha untuk melepaskan genggaman tangan itu.
Zidan berhenti seketika. Lembayung tersentak kaget melihat aura yang mengerikan keluar dari suaminya itu. Membuat ia harus menundukkan kepalanya.
"Lo semua berhenti liatin kita!" gertak Zidan dengan tatapan tajam membuat Siwa ataupun siswi mengalihkan pandangannya.
"Kak, jangan kayak gitu. Aku gak enak," balas Lembayung bersuara membuat Zidan kembali menoleh.
"Lo diam, atau gue cium sekarang juga." Lembayung yang terdiam membuat Zidan terkekeh. "Bercanda sayang. Yuk, aku antar ke kelas."
Lembayung dan Zidan pun jalan menuju ke arah kelas Lembayung yang berada di lantai satu. Banyak pasang mata yang melihat tapi mereka abaikan dengan rasa aneh yang terus meliputi hati mereka berdua. Mereka berdua pun telah tiba di depan kelas Lembayung. Zidan pun melepaskan genggamannya dan menatap Lembayung yang terlihat membernarkan kaca matanya.
"Makasih ya, kak," ucap Lembayung tersenyum.
"Belajar yang benar, biar nanti anakku juga pintar." Zidan pun mengacak-acak rambut Lembayung gemas. "Aku duluan."
Saat Lembayung masuk, Zidan pun berjalan menyusuri koridor sekolah untuk sampai ke kelas 12 IPA 1 tempatnya menimba ilmu. Langkahnya terhenti ketika seorang wanita berlari dan memeluknya erat membuat ia terdiam sejenak.
"Sayang, aku kangen," cicit Rachel sembari memeluk Zidan.
Zidan pun melepaskan pelukan itu dari badannya. Ia menatap Rachel dengan tatapan yang sulit di artikan. Entah kenapa ia merasa tak nyaman jika Rachel bersentuhan dengan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Queitly
Fanfiction{COMPLETED} #Rank 1 Model (8 Juni 2020) #Rank 1 profesi (13 Juni 2020) #Rank 1 Cupu (28 Juni 2020) #Rank 1 cupu (31 Juli 2020) #Rank 1 Indonesia membaca (24 Desember 2020) #Rank 1 sweet (24 Desember 2020) #Rank 1 Profesi (24 Desember 2020) #Rank...