|21| Aku Ini Siapa?

117K 10.6K 1.1K
                                    

HargailahPerasaan orang lain, meskipun sepele tapi itu sangat bernilai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hargailah
Perasaan orang lain, meskipun sepele tapi itu sangat bernilai.

Motor sport Zidan membelah jalanan. Di bawah senja yang datang ia pergi dengan segala kegundahan. Senja memang mengajarkan kita untuk melepaskan, tapi ia tak akan bisa untuk melepaskan Rachel orang yang ia sayang. Ia benci di kekang dan di paksa seperti layaknya boneka yang di mainkan. Mungkin jika karena bukan warisan sang papa ia tak akan pernah rela menikah dengan gadis cupu seperti itu. Hanya ada satu nama wanita yang ada di hatinya. Rachel adalah sosok wanita yang ia cinta.

Jalanan Jakarta terlihat ramai dan lancar. Zidan terus mengendarai motornya dengan kecepatan yang rata-rata. Tempat yang ia tuju ketika malam hari akan tiba adalah club malam. Tempat itu seperti candu baginya ketika masalah datang menghadang. Tak ada yang mengerti perasaannya maka itu dengan pergi kesana bisa melepaskannya. Zidan sudah membuat janji dengan kedua sahabatnya untuk berkumpul di club malam.

Motornya ia parkiran dan ia masuk ke dalam tempat yang penuh dengan kesenangan. Remang-remang lampu dan kelap kelip lampu berwarna warni menyambut inderanya. Ia bahkan kesulitan untuk menemukan kedua sahabatnya karena malam ini club sangat ramai oleh pengunjung yang ingin memuaskan. Setelah mencari Zidan menemui kedua sahabatnya tengah duduk dengan seorang wanita terutama Arka yang memang suka sekali akan hal itu. Zidan pun duduk di salah satu kursi yang tersisa.

"Weh, lama banget," celetuk Arka ketika melihat Zidan duduk di sampingnya.

"Ada urusan, kali. Lo tau sendiri Zidan orang sibuk," sahut Rio membuat Zidan menatap tajam.

Zidan tak menyahut ia pun meraih satu gelas dan menuangkan wine dalam gelas kecil itu kemudian menenggaknya. Di rasa belum puas ia mengisi lagi dan meminumnya begitu pun seterusnya. Ia membutuhkan minuman ini untuk melupakan masalahnya sejenak.

"Udah. Lo bisa mati kalo terlalu banyak," cegah Rio dengan tangannya ketika Zidan ingin menegak gelas ke sepuluh kalinya.

Zidan pun menepis tangan Rio dan menegak minuman itu. Denyut nyeri mulai ia rasakan di kepalanya. Ada sensi terbang yang ia rasakan setelah meminum gelas ke sepuluh.

"Gue cinta sama Rachel. Gue gak cinta sama cupu," celoteh Zidan sembari menyenderkan kepalanya di bahu sofa.

Rio dan Arka pun saling tatap merasa bingung dengan sih cupu? Siapa cupu itu? Kemudian salah satu dari mereka pun mengajak Zidan berbicara untuk mengetahui kondisi pria itu yang sebenarnya.

"Cupu siapa?" tanya Rio penasaran.

"Gue sayang Rachel. Lo, tau, kan?" tanya Zidan mulai tak sadar.

Marriage QueitlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang