|1| Perjalanan

203K 16.7K 6.1K
                                    

Perjalanan.
Akan banyak rintangan dalam mencapai suatu tujuan hidup. Hinaan, bully an, dan orang yang membenci kita pasti akan selalu ada. Kuncinya jalani saja dan yakin jika semua perjalanan yang kita lalui akan terbalaskan dengan happy ending.

Bel istirahat berbunyi lima menit yang lalu. Suasana kantin SMA TIRTA JAYA ramai dengan siswa atau pun siswi yang ingin mengisi perut mereka. Beberapa dari mereka datang lebih awal untuk merebut tempat duduk di kantin yang selalu ramai ini. Suasana hijau, kantin yang bersih membuat para murid betah berlama-lama di kantin sekolah ini.

Sama halnya dengan Lembayung gadis yang terkenal cupu oleh angkatan mereka. Gadis itu bersama sahabatnya sudah datang lebih awal untuk merebut tempat duduk. Bahkan mereka sudah menghabiskan makanan mereka.

"Bayung, hari ini lo ada pemotretan?" tanya Dewi dengan suara pelan.

Dewi Sartika merupakan sahabat terbaik dari seorang Lembayung. Hanya dirinya yang tau tentang masalah dan tujuan dirinya menyamar seperti ini.

Dewi sengaja memelankan suaranya karena keadaan kantin ramai. Dirinya hanya menjaga privasi dari sahabatnya.

"Hari ini, gue free," jawab Lembayung sembari membenarkan letak kaca matanya.

"Hari ini jalan-jalan, kuy," ajak Dewi pada sahabatnya.

Lembayung pun menghela napas sejenak. Dirinya ingin sekali menghabiskan waktu bersama sahabatnya, tapi ia juga butuh istirahat. Terlebih lagi jika sang ayah menyuruh dirinya agar cepat pulang.

"Maaf, gue gak bisa. Ayah nyuruh gue pulang cepat. Gue juga mau istirahat, Wi. Lo gak kasian apa, liat gue kerja terus," balas Lembayung dengan tatapan nanar.

Beberapa Minggu ini jadwal pemotretan dirinya sangat padat. Bahkan hanya di kasih waktu berlibur dua hari saja. Layanan endorsmen yang selalu datang membuat dirinya harus mempromosikan barang dengan cepat dan kerja terus menerus. Walaupun begitu, dirinya sangat bersyukur dengan penghasilan yang ia punya membuat dirinya lebih mandiri. Keluarga nya memang kaya raya, tapi jika bisa berusaha dan hidup mandiri, kenapa harus membebankan orang tua? begitulah kira-kira yang ia pikirkan.

"It's oke. Gue bisa mengerti jadwal lo, kok. Lagian lo kerja mulu, sih," cibir Dewi.

"Gue gak mau membebankan ayah, gue. Kalo bisa kerja sendiri kenapa enggak," jawab Lembayung sembari menyeruput teh hijau.

"Lo nyindir gue, nih," tutur Dewi merasa tersindir.

Dirinya merasa sangat tersindir. Selama ini ia hanya bisa menghambur-hamburkan uang orang tuanya saja tanpa tau perjuangan keduanya. Sementara Lembayung yang anak dari seorang pengusaha terkenal bisa hidup dengan mandiri.

"Astaga, baper. Gue gak bermaksud nyindir, njrr," balas Lembayung menatap Dewi yang menatapnya.

"Lah, tad ----"

Ucapan Dewi harus terpotong ketika ratu bully datang mengganggu acara mereka berdua. Wanita itu tak henti-hentinya mengganggu sahabatnya Lembayung. Dewi ingin sekali mencakar wajah wanita itu jika sahabatnya tak melarang dirinya.

"Cupu, lo udah mandi belum, sih? Muka lo kayak gembel," tutur Rachel sembari bersedekap dada di depan Lembayung.

"Dia itu gak mandi setahun, Cel," sambung Dita yang tak lain anggota geng Rachel.

Marriage QueitlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang