|15| Belas kasihan

113K 11.6K 3.3K
                                    

Aku tidak bisa memaksa kehadiran dirimu dalam dekapan diriku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tidak bisa memaksa kehadiran dirimu dalam dekapan diriku.
Karena ku tahu, hati dan jiwa mu hanya miliknya, bukan untukku.

Mobil sport sudah terparkir jelas di depan mansion mewah itu. Seorang pria dengan wanita keluar dengan bergandengan tangan. Bahkan sang wanita menatap terpukau oleh rumah yang seperti istana ini. Interior rumah Zidan merupakan rancangan produk terkenal dari seluruh penjuru negeri.

Zidan menggenggam erat tangan mungil milik Rachel pacarnya. Ia bahkan tak takut jika Lembayung melihatnya seperti ini. Baginya gadis cupu itu hanya hambatan bagi dirinya.

"Ini rumah kamu?" tanya Rachel pada Zidan yang menuntunnya untuk duduk di sofa.

"Iya, lah. Kamu suka?" tanya Zidan.

"Banget, sayang," balas Rachel bergelayut manja di lengan milik Zidan yang kekar itu.

"Nanti rumah ini bakal jadi milik kamu juga, kok," balas Zidan sembari mengacak-acak rambut Rachel pelan dan gemas.

Keduanya pun duduk di ruang televisi yang terdapat di tengah. Posisi mereka sangat dekat. Tangan Zidan bahkan merangkul bahu milik Rachel membuat Rachel merasa nyaman karena perlakuan Zidan.

"Jana!" panggil Zidan pada salah satu pelayan di rumahnya.

Pelayan itu pun mendekat ke arah Zidan. Dengan sopan ia terlihat tersenyum pada Rachel.

"Ada apa, Den?" tanya Jana.

"Buatkan minum juga bawakan makanan untuk pacar saya," pinta Zidan dengan nada tegas.

"Yang enak, ya," sahut Rachel yang di angguki oleh Jana.

Pelayan itu pun kemudian pergi dari hadapan mereka. Saat mereka sedang berbincang-bincang, sosok perempuan yang turun dari tangga membuat Rachel menatap ke arah Zidan dengan penuh tanda tanya.

Lembayung yang melihat dua sepasang kekasih tengah bermesraan pun hanya bisa diam. Bagaimana pun ia tak bisa memaksakan Zidan untuk tetap bersamanya. Zidan bahkan tak menganggap dirinya ada.

"Loh, cupu ngapain lo disini!" pekik Rachel terkejut.

Lembayung pun terus melangkahkan kakinya tanpa menoleh sedikit pun pada Zidan ataupun Rachel yang terkejut karena kehadiran dirinya. Ia pun menuju pantry karena air minum di kamarnya sudah habis. Dengan kondisi yang belum stabil ia berusaha untuk tegar dengan kondisi hati juga badannya saat ini.

Rachel yang di acuhkan pun mengeram. Ia pun berjalan menuju Lembayung yang tengah mengisi air putih.

"Eh, lo ngapain di sini?" Lo budek?" tanya Rachel sembari bersedekap dada.

Marriage QueitlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang