Semua yang hidup pasti akan mati. Tapi kenapa, semua itu terjadi disaat aku sedang jatuh-jatuhnya. Kehidupan yang kejam ini seolah-olah tak memberiku ruang bahagia.
Pukul 20:00 waktu AS. Lembayung telah tiba disalah satu rumah sakit yang terkenal di Paman Sam. Mayo Clinic Rochester adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan pada sang mama. Rumah sakit itu memiliki fasilitas yang sangat lengkap untuk menangani penyakit dalam. Mayo Clinic Rochester, merupakan salah satu rumah sakit yang masuk dalam kategori dua puluh rumah sakit terbaik di Amerika serikat.
Lembayung dengan tergesa-gesa berjalan menuju ruangan sang mama. Kakinya seakan lemas ketika membuka pintu dan menemukan sang mama terbaring lemah di atas ranjang. Kakinya pun masuk dan berjalan menuju sang mama yang hanya bisa menatap dirinya.
"Ma," lirih Lembayung sembari memeluk sosok berharga dalam hidupnya.
Ranti pun hanya bisa menangis melihat anaknya terluka karena dirinya. Yang bisa ia lakukan hanya mengelus lembut rambut anaknya yang panjang.
"Kenapa gak bilang?" tanya Lembayung sembari menggenggam tangan sang mama yang tersisa tulang saja.
"Mama gak mau buat kamu menderita lagi, sayang. Mama baik-baik aja," jawab Ranti masih bisa memberikan senyuman.
Lembayung pun menggeleng lemah. Melihat kondisi orang yang berharga baginya seperti ini, membuat dirinya seakan tertampar pada fakta yang sebenarnya. Sebagai anak, kenapa ia baru mengetahui fakta ini? Ia merasa tak tidak berguna sebagai anak. Seharusnya ia bisa merawat mamanya dengan baik. Bukan menyia-nyiakannya seperti ini.
"Ma, Lembayung merasa bodoh banget jadi anak. Lembayung gak bisa jaga mama. Lembayung minta maaf, ma," lirih Lembayung sembari meneteskan air mata.
"Semuanya sudah terjadi, nak. Kamu tak salah," tutur Handi membuat Lembayung menatap kearahnya.
"Kenapa papa baru bilang sekarang? Apa Lembayung gak boleh tau penyakit mama? Lembayung juga anak mama, pa." Lembayung pun berkata dengan kepedihan yang ia rasakan.
"Mama yang minta, sayang. Papa ingin memberi tahu kamu, tapi mama mencegahnya." Handi pun berjalan menuju anaknya dan memegang bahunya yang naik turun akibat menangis.
"Bayung, jangan salahkan siapa pun nantinya. Kepergian dan penyakit yang mama derita hanya kebahagiaan yang Allah berikan pada mama. Mama hanya bisa menjagamu sampai sini, dan Zidan akan menjagamu untuk mama nantinya. Mama minta maaf, karena belum bisa menjadi orang tua yang baik untuk kamu. Jangan bekerja terus. Sayangilah badan kamu sendiri seperti kamu menyayangi mama, sayang. Semoga kamu dan Zidan tetap bahagia sampai dunia akhirat," ucap Ranti dengan nafas yang kian menipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Queitly
Fanfiction{COMPLETED} #Rank 1 Model (8 Juni 2020) #Rank 1 profesi (13 Juni 2020) #Rank 1 Cupu (28 Juni 2020) #Rank 1 cupu (31 Juli 2020) #Rank 1 Indonesia membaca (24 Desember 2020) #Rank 1 sweet (24 Desember 2020) #Rank 1 Profesi (24 Desember 2020) #Rank...