Orang yang mencintai kita akan memberikan kita dukungan penuh tentang permasalahan yang terjadi pada kita. Dan mengatakan, tenang semuanya akan baik-baik saja. Aku ada di sampingmu.
Bau obat-obatan membuat ia mengerutkan keningnya. Matanya terbuka secara perlahan-lahan, berusaha untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya. Matanya kemudian menjelajah setiap ruangan yang ada saat ini. Ternyata ini adalah rumah sakit tempat yang paling ia benci seumur hidupnya. Lembayung yang ingin mencopot sela infus pun mengurungkan niatnya ketika sang papa berjalan ke arahnya.
"Jangan lakukan itu. Kamu butuh istirahat sayang," tutur Handi berusaha untuk menenangkan anaknya yang terlihat tak terima.
"Enggak. Lembayung mau nyusul mama. Papa gak ngerti apa yang Lembayung alami saat ini. Semuanya hancur pa! Semuanya!" teriak Lembayung meronta-ronta.
Handi yang kembali mendapatkan kondisi Lembayung seperti ini pun berusaha tegar untuk menenangkan anaknya. Lembayung memang sering berteriak seperti ini dan selalu meminta untuk bunuh diri dengan alasan menyusul istrinya yang telah pergi.
"Kamu masih punya papa. Jangan anggap kamu sendiri sekarang. Sadar, nak," ucap Handi sembari menggenggam tangan anaknya yang berkeringat.
Lembayung pun tertawa mendengar penuturan sang papa. Baginya ini hanyalah sebuah omong kosong untuk menenangkan dirinya. Ia butuh seseorang yang ada dihatinya bukan seseorang yang selalu ada untuknya. Zidan adalah salah satu alasan kenapa ia tak lagi menginginkan hidupnya. Ditambah lagi kepergian sang mama yang membuat dirinya syok berat dan harus menerima fakta yang sebenarnya.
"Gak. Lembayung mau nyusul mama. Papa gak boleh ngelarang Lembayung!" teriak Lembayung histeris membuat Handi memanggil dokter yang berjaga.
Dokter pun tiba dan segera menangani Lembayung dengan memberikan obat bius yang menghentikan segala tingkah lakunya yang mengerikan itu. Lembayung pun perlahan-lahan kehilangan kesadaran.
"Kak Zidan," gumam Lembayung sebelum menutup matanya rapat-rapat.
Handi pun menghela napas panjang. Tak ia sangka anaknya akan seperti ini karena cinta. Lembayung yang ia kenal dulu, kini tak lagi menetap pada sosoknya yang kuat dan tangguh.
"Ma, papa gak bisa sendiri," lirih Handi sembari mengamati wajah tenang milik putrinya yang terlihat pucat.
"Asalamualaikum," salam seseorang yang membuat Handi tersenyum kearahnya.
"Walaikumsallam," balas Handi kemudian berjalan ke arah pria itu.
"Saya kira kamu tak akan datang kemari. Lembayung benar-benar butuh kamu, Zidan. Saya tak tahu lagi harus membuat ia tenang itu seperti apa." Handi pun hanya bisa memasrahkan putrinya pada suaminya yang ia rasa akan membantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Queitly
Fanfiction{COMPLETED} #Rank 1 Model (8 Juni 2020) #Rank 1 profesi (13 Juni 2020) #Rank 1 Cupu (28 Juni 2020) #Rank 1 cupu (31 Juli 2020) #Rank 1 Indonesia membaca (24 Desember 2020) #Rank 1 sweet (24 Desember 2020) #Rank 1 Profesi (24 Desember 2020) #Rank...