|23| Sayap Pelindungmu

112K 10.7K 3.5K
                                    

Biar waktu yang membuktikan bahwa aku benar-benar mencintaimu dengan tulus tanpa imbalan juga tanpa harapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Biar waktu yang membuktikan bahwa aku benar-benar mencintaimu dengan tulus tanpa imbalan juga tanpa harapan.

Tangan kekar milik Rio masih menggenggam tangan mungil Lembayung. Rasa hangat yang ia salurkan untuk wanita yang diam-diam ia cinta itu.

Lembayung yang merasa ini tak benar pun melepaskan tangan Rio ketika sudah berada di depan mobil warna hitam milik Rio. Rio pun menatap tangannya kemudian melirik ke arah Lembayung yang menundukkan kepalanya dalam-dalam.

"Kak, ini salah. Seharusnya kakak jangan ikut campur masalah keluarga aku," tutur Lembayung.

Urusan keluarga kecilnya biarlah ia selesaikan sendiri. Bahkan ia tak memerlukan bantuan dari kakak kelasnya itu. Sudah hal biasa bagi dirinya mendapatkan kekerasan dari Zidan yang tak lain adalah suaminya. Baginya ini hanyalah masalah kecil. Orang tak berhak untuk mencampuri urusannya.

"Gue cinta sama lo. Gue gak akan biarkan orang lain, menyakiti lo. Gue cinta sama lo, Lembayung. Apa selama ini lo gak sadar itu?" tanya Rio menatap manik mata Lembayung yang terhalang kaca mata.

Lembayung pun terkejut. Tubuhnya terasa membeku ketika Rio mengungkapkan kata-kata yang tak pernah ia duga sebelumnya. Apa itu benar? Perasaan yang Rio punya untuknya jelas salah besar. Ia tak mungkin membalas perasaan itu karena rasa dan hatinya sudah di ambil alih oleh sosok Zidan pria yang selalu bertindak kasar pada dirinya.

"Kak ----"

"Iya, gue tau. Lo gak perlu balas perasaan gue sekarang, kok." Rio pun memotong perkataan Zidan seperti tahu apa isi pikiran Lembayung.

Saat Lembayung ingin memasuki mobil Rio, Zidan dengan jaket denim nya berjalan menuju motor yang terparkir di depan rumahnya. Lembayung yang melihat itu pun berlari kecil menuju Zidan karena jarak antara mobil Rio dan motor Zidan cukup jauh. Halaman rumah yang di katakan seperti mansion itu sangat luas membuat orang harus berlari untuk sampai lebih cepat.

"Kak. Lembayung bareng kakak, ya," pinta Lembayung menahan tangan Zidan yang ingin meraih stang motornya.

Zidan pun menatap tajam Lembayung. Ia benci ketika tangan kotor itu menyentuh dirinya. Dengan gerakan yang kuat juga cepat, Zidan menghempaskan tangan mungil milik Lembayung.

"Gue bilang jangan sentuh! Lo ngerti bahasa manusia, gak? Atau lo emang bodoh!" sentak Zidan menyalakan mesin motornya.

Tangannya pun menekan gas dan ingin pergi dari rumahnya itu, tapi hal yang tak ia sangka pun terjadi. Saat ia menekan gas dengan kecepatan yang penuh, Lembayung pun dengan gerakan cepat menghalangi jalannya. Dari matanya ia dapat melihat ketika tubuh mungil Lembayung terpental karena tabrakan bodi depan motornya. Melihat itu Zidan mematikan mesin motornya. Saat ia ingin turun dari motor, Rio sudah lebih dahulu menghampiri gadis cupu itu. Karena merasa muak dengan kejadian yang berada di depannya, Zidan pun menghidupkan mesin motor dan meninggalkan mereka berdua dengan kondisi luka di kepala Lembayung.

Marriage QueitlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang