👑 03 - Siswa Baru

458 64 7
                                    

Audrey menghela napasnya. Berdiri di depan jendela kamarnya, menatap ke hamparan langit sana. Suara ketukan kaca jendela di seberang sana mencuri atensinya, membuatnya melirik ke arah sumber suara. Itu, berasal dari jendela kamar rumah tetangganya.

Audrey tampak terkejut kala sadar yang mengetuk kaca jendela itu adalah Clark. Apakah ini namanya sial? Kamarnya dengan kamar Clark saling berhadapan, begitupun dengan jendela. Di seberang sana Clark melambaikan tangan padanya dengan senyum lebar yang terlukis di wajah laki-laki itu.

Alih-alih membalas senyum Clark, Audrey malah bergegas keluar kamar setelah menyampirkan tasnya di bahu kanannya dan bersiap berangkat ke sekolah. Kala dia sudah sampai di luar rumah, Audrey memandangi rumah yang ada di sebelah rumahnya itu sekilas. Dua Minggu yang lalu rumah itu memang kosong dan disewakan karena pemiliknya pindah ke luar negeri.

Jarak sekolah dengan rumahnya tidak terlalu jauh. Jadi, Audrey selalu berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Tanpa disadarinya, ada Clark yang berjalan mengikutinya.

👑

XII IPS 2. Suara riuh menjadi hening kala Pak Jefri-guru geografi sekaligus wali kelas- tiba di kelas pada mata pelajaran pertama hari ini. Di belakangnya, ada seorang siswa bertubuh jangkung yang mengikutinya.

Apalagi ini? Pikir Audrey. Kenapa dia terus dipertemukan dengan laki-laki yang bernama Clark itu? Clark seperti seseorang yang terus membuntutinya. Tidak, Audrey bukan terlalu percaya diri. Namun, itu nyata. Pasalnya, sejak kemarin dia terus dipertemukan dengan Clark.

"Wah, tampan sekali! Apa dia siswa baru?" gumam Tiara, salah satu siswi cantik di kelas. "Wah, sepertinya dia punya koneksi. Bagaimana mungkin dengan mudahnya pindah sekolah di semester terakhir kelas dua belas?"

Audrey terdiam, mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelasnya. Seluruh siswi di kelasnya menatap Clark dengan tatapan kagum. Memang sih Clark itu tampan. Ralat. Sangat tampan. Tapi, sejauh ini Audrey tidak tertarik sama sekali pada tetangganya yang sok dekat itu.

Sedangkan di meja paling pojok di kelas, Kai yang pagi-pagi masih mengantuk itu mengucek matanya. Cowok dengan kulit agak gelap itu mencoba memastikan apakah penglihatannya keliru atau tidak. Matanya terbelalak kala sadar kalau tidak ada yang salah dengan penglihatannya. Benar, yang ada di depan sana itu adalah Clark, orang yang sangat dia kenal.

"Clark, perkenalkan dirimu!" pinta Pak Jefri.

"Baik, Pak!" Clark menatap ke arah Audrey sekilas. Lalu mulai memperkenalkan dirinya di depan seluruh penghuni kelas XII IPS 2 tersebut. "Saya Kell Raymond Clark. Saya harap saya bisa dekat dengan kalian semua. Salam kenal."

"Baik Clark, duduklah di tempat kosong!" titah Pak Jefri.

Senyum Clark mengembang karena salah satu kursi kosong ada di sebelah Audrey. Langsung saja dia melesat ke sana dengan semangat.

Audrey langsung membuang muka kala Clark duduk di sampingnya sambil berucap dingin, "Kursi ini sudah punya pemilik. Dia gak sekolah hari ini. Jadi, duduklah di tempat lain!"

"Tidak mau. Biar si pemilik kursi ini saja yang duduk di tempat lain," ucap Clark sambil tersenyum geli.

Tiara yang duduk tepat di depan Audrey pun menoleh, "Kalau begitu duduk di sampingku saja Clark. Biar temanku ini pindah ke tempat lain."

"Eh, enak aja!" kesal teman sebangku Tiara, Lala namanya. "Ini tempatku. Enak aja minta aku pindah!"

"Ya elah, selow Sist!" balas Tiara pada Lala.

"Maaf ya, saya cuma mau duduk di samping Audrey saja," balas Clark dengan senyum manisnya.

"Ciee..." Satu kelas pada ribut mendengar ucapan Clark barusan.

"Eh, kau tahu dari mana nama Audrey?" tanya Lala.

"Kami tetangga," balas Clark cepat.

"Oh ..."

"Sudah-sudah, nanti jam istirahat lanjut bicaranya. Sekarang waktunya belajar. Ujian Nasional udah dekat!" sela Pak Jefri. Dan belajar pelajaran pertama pun dimulai.

Ketika pelajaran pertama usai. Kelas kembali riuh, bak suasana pasar tradisional.

Tiara menoleh ke belakang lagi, dan bertanya pada Clark, "Eh, Clark. Nomor ponsel atau nomor WhatsAppmu apa? Bagiin, lah! Nama Instagrammu apa?"

"Ponsel itu apa?" Clark tampak kebingungan. "Terus, WhatsApp itu apa? Instageu ... instagram itu apa?"

Krik... Krik... Krik... Satu kelas hening. Pada cengo mendengar pertanyaan Clark. Ah, tidak! Clark tidak tahu ponsel, WhatsApp, dan Instagram? Apakah Clark selama ini hidup di gua atau di tengah hutan belantara?

"Ha ha ha ha ha...," suara tawa yang menggelegar memecahkan keheningan. Tawa itu berasal dari Kai, satu-satunya orang yang paling mengenal Clark di kelas itu bahkan di SMA itu. Kai bangkit berdiri dan menyapa Clark.

Clark baru sadar kalau salah satu temannya, yang berasal dari tempat tinggalnya, ada di kelas itu. "Kai?"

"Halo Pangeran! Selamat datang di bumi." Kai menatap satu per satu teman sekelasnya. "Kawan-kawan sekalian. Ucapan Clark tidak usah dipikirkan. Dia cuma bercanda. Dia suka ngelawak soalnya."

👑

Jam istirahat. Kai menggiring Clark ke atap sekolah. Matanya menatap Clark intens. "Wah Clark! Aku tidak menyangka. Ini beneran kau, kan?"

Clark menatap Kai malas. Tentu saja yang ada di hadapannya Kai saat ini adalah dirinya. Lantas siapa lagi? Setan begitu? "Tentu saja ini aku. Kau pikir aku ini setan yang sedang menyamar menjadi Pangeran Clark yang rupawan ini?"

"Cih." Kai memandang Clark sinis. "Jika saja aku tidak menghormatimu. Mungkin saja wajahmu akan memar gara-gara pukulanku. Serius, kau sangat narsis."

Clark bersedekap dada. Menatap Kai sengit. "Silakan! Pukul saja wajahku!"

Kai menggeleng. "Aku tidak mau kena masalah. Bisa-bisa hukuman berat menantiku di sana. Lagian, ini pertemuan pertama kita setelah sekian lama. Bukankah saatnya kita menghabiskan waktu untuk saling melepas rindu?" Kai mengedip mata, narsis.

Clark memandang Kai jijik. "Kau bahkan lebih narsis, Kai."

Kai terkekeh. "Oh iya. Ternyata kau kuno sekali ya! Kau beneran tidak tahu apa itu ponsel, WhatsApp dan Instagram?"

"Kau, kan tahu sendiri alasanku." Clark menatap Kai datar. Padahal Kai jelas tahu mengapa Clark tidak tahu benda dan aplikasi yang dia sebut itu. "Kalo begitu ajari aku apa yang tidak kuketahui."

"Baiklah, dengan senang hati aku akan mengajarimu Pangeran!"

"Oh, iya. Sepertinya kau tahu banyak tentang Audrey. Apa kau bisa memberitahuku?"

Kai terdiam, menatap Clark curiga. Lalu Kai tersenyum. Apa yang terjadi hari ini, di kelas, semuanya sudah jelas apa tujuan Clark ada di kelasnya. "Omong-omong, apa Audrey ... tugasmu?"

Clark tidak langsung menjawab. Alisnya terangkat, lalu tersenyum. Dan memberi jawaban atas pertanyaan Kai tersebut.

👑

By Warda, Aceh Besar.

111 Days [END√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang